Fanfic Romance Kyuhyun Part 6



Judul    : Oh, I Love You!
By        : min Sooyeon ( @firdaa_ningrum )
Type    : Part 6
PG       : (13+)
Genre : Romance, A Little Bit Comedy, No Yadong!
Cast  : Cho Kyuhyun, Son Seo Yeon 



Annyeonghaseyo chingudeul! Ini adalah salah satu Fan Fiction yang murni dari kerja keras otak sendiri. No Bashing, No Copas ya! Eh, satu lagi. Don’t be silent reader ya! Komentar kalian benar-benar kutunggu untuk bahan evaluasi di Fan Fiction selanjutnya. Mianhae kalo ceritanya jelek. Ini salah satu FF comeback mimin setelah hiatus UN. Lah yang lain mana min? Liat di bluebellpepper.wordpress aja gimana? Kekekeke Kamsa^^ 



[ Kyuhyun Pov ] 

        Jujur aku cukup tercengang ketika mendengar bahwa gadis itu belum mau mempunyai anak. Bukankah orang yang belum menikah saja membayangkan jika mereka akan mengasuh anak kecil yang lucu? Mengapa gadis itu tidak? Aku rasa naluri keibuannya terbawa angin saat musim gugur lalu atau terjatuh saat ia berhasil membenturkan kepalaku ketembok dalam perjalanan ke kamar mandi. 

“Berapa menit halte bis dari hotel ini?” tanyaku pada Seoyeon yang baru selesai check out dari kamar hotel. 

“Cuma sebentar kok. Kira-kira 30 menit jika ditempuh menggunakan kendaraan” ucap Seoyeon santai sambil memastikan barang-barang di tas selempangnya sudah ada semua. 

Mataku langsung membelalak kaget ketika mendengar kalimat “cuma” itu terjun bebas dari mulut gadis itu, “Cuma? 30 menit kau bilang cuma, hah?” 

“Isshh, rupanya si bodoh ini manja juga ya” desis gadis itu sambil melototkan mata kearahku. 

“Sudah kubilang jangan panggil aku si bodoh! Aku ini juara Olimpiade Matematika!” 

“Memangnya aku harus bilang apa jika kau juara Olimpiade Matematika?” 

        Untuk pertama kalinya aku dibuat mati kutu dalam debat, apalagi dengan seorang gadis. Sungguh ini benar-benar menurunkan derajat dan martabatku sebagai seorang Cho Kyuhyun, prince Charming dari para Sparkyu! Aku tak bisa berbuat apa-apa dan mengikuti langkah gadis rambut panjang yang kini ada didepanku sambil menggeret koper dengan malas-malasan. 

*30 menit pun berlalu*

“Mana haltenya? Katamu tadi ‘cuma’ 30 menit?” tanyaku pada Seoyeon yang langkahnya kian lama kian lambat itu. 

Kini langkah gadis itu benar-benar telah berhenti, ia membalikkan badan dan menatapku dengan wajah mirip Sungmin hyung. “Kan 30 menit jika ditempuh dengan kendaraan. Jika kesana jalan kaki, kan sama saja 30 dikali 2” 

“Hah? 1 jam maksudmu?” 

“Katanya juara Olimpiade Matematika. Kenapa 2 kali 30 saja mesti tanya kepadaku?.” Baru 5 detik yang lalu ia berhenti bicara, kini tubuhnya sudah berjalan sempoyongan tidak karuwan. 

        Setelah 5 menit melanjutkan perjalanan, kini gadis itu benar-benar ambruk diatas hamparan salju yang menutup aspal. Koper yang dari tadi kupegang langsung kutinggalkan dan menghampiri Seoyeon secepat mungkin. Kuletakkan dirinya diatas pangkuanku. Mulai dari wajah dan bibirnya yang pucat, tubuhnya yang terkulai lemas, dan tangannya yang dingin benar-benar membuatku makin panik “Hei bangun! Kau kenapa?” ucapku sambil menepuk-nepuk pipi gadis itu. Mulutnya sempat terbuka dan mengucapkan beberapa patah kata, namun saking pelannya aku sama sekali tidak mendengar kalimat itu. 

“Kau bilang apa? Ucapkan lebih keras sedikit. Aku tak bisa mendengar suaramu.” Kudekatkan telingaku kedepan bibir pucat gadis itu yang terlihat nyaris tak bernyawa lagi. 

“Aku kelelahan” ucap Seoyeon lebih keras lagi. 

Dengan liar, kubuka koper biru Seoyeon yang tergeletak tak jauh dariku. Kubuka tiap saku yang ada didalam koper itu, sebisa mungkin mencari obat yang bisa menyelamatkan kesadaran gadis itu sebentar saja. Nihil. Aku tak menemukan satupun obat-obatan yang ada didalam koper Seoyeon. 

“Bertahanlah sebentar. Aku akan mencari bantuan.” Kusandarkan tubuh Seoyeon ke tiang listrik yang kebetulan tidak jauh dari tempat ia ambruk tadi. 

Aku berdiri ditengah jalan, mana tahu ada sebuah kendaraan yang bisa mengantarkan kami ke toko obat atau toko kecil yang menjual air minum. “Gadis ini kenapa anak muda?” tanya sebuah suara yang ada dibelakangku. Dengan cepat kuputar kepalaku untuk mengetahui siapa orang yang bertanya padaku. 

“Aku tak tahu, ahjussi. Bolehkah aku meminta bantuanmu?” 

*** 

“Hei bangunlah. Jangan tidur terus” bisikku pada Seoyeon yang kini benar-benar tak sadarkan diri. Untung ada ahjussi baik hati yang mengajakku kerumahnya untuk memulihkan Seoyeon sesaat. 

“Biarlah dia tidur sebentar. Ia pasti kelelahan sampai pucat begitu” ucap ahjussi yang bernama Han Yong Il itu sambil meletakkan 2 gelas teh ginseng disampingku. 

“Mianhae, aku malah merepotkan ahjussi” 

“Tidak apa-apa. Kau malah menambah pahala untukku anak muda” ucapnya sambil terkekeh dengan suaranya yang terlihat makin tua. Ia ikut menatap Seoyeon yang masih belum bangun itu dengan tatapan sedih. 

“Dia istrimu?” tanyanya tiba-tiba. Disatu sisi, aku cukup malas untuk mengakui jika gadis aneh ini istriku. Disisi lain, aku merasa bersalah jika mengatakan dia bukan istriku. Mengapa? Lihatlah jari manisnya! Ada cincin emas putih yang baru sehari melingkar disana! 

“I..iya ahjussi. Memangnya kenapa?” 

        Han Yong ahjussi malah berdiri meninggalkanku dan lenyap begitu saja dibalik pintu rumah tradisionalnya ini. Tiba-tiba ia kembali dan membawa sebuah kotak berhiaskan bunga Lotus. “Melihat kalian berdua, aku jadi rindu pada mendiang istriku”ucap Han Yong ahjussi sambil menunjuk seorang perempuan manis disebuah foto tua yang ia bawa. “Tidakkah wajahnya ada kemiripan sedikit dengan istrimu?” 

“Iya ahjussi. Mata dan bibirnya mirip” ucapku sambil terus memandangi foto itu. 

“Oh iya. Ngomong-ngomong kalian mau kemana? Kenapa bawa-bawa koper dan berjalan cukup jauh dari keramaian?” ucap ahjussi itu sambil menyimpan kembali foto tuanya didalam kotak Lotus tadi. 

“Kami dari penginapan, namun tidak tahu siapa yang menjemput kami berdua. Akhirnya gadis itu memutuskan untuk mencari halte terdekat. Eh, malah ditengah jalan gadis itu tumbang” 

        Han Yong ahjussi mengangguk paham mendengar penjelasan dariku, “Kau ini kenapa tak mau memanggil istrimu dengan sebutan lainnya? Kalian ini seperti orang yang dijodohkan” ucap Han Yong ahjussi yang benar-benar pas kena sasaran empuknya. Aku yang bingung mau menjawab apa hanya merespon lelucon Han Yong ahjussi dengan sebuah tundukan dan bermain dalam diam. 

“Tujuan kalian ini sebenarnya kemana?” tanyanya lagi memecah permainanku. 

Aku terkejut dan mendongak lagi menatap ahjussi itu, lalu berkata “Kami ingin pergi ke Gwangjin ahjussi” jawabku singkat dan kembali menenggelamkan diri dalam permainan diamku ini. 

“Besok aku mau pergi ke Gangnam. Aku buka kios disana, seminggu sekali aku pulang kemari karena rumah tua ini juga butuh pengurus bukan”tawar ahjussi itu sambil menatap kayu penyangga atap dan diriku bergantian. 

Aku yang tak mau dikatai bodoh lagi oleh Seoyeon langsung menjawab iya dan mengangguk senang. Bisa-bisa aku dibunuh jika aku mendahulukan rasa gengsiku ketimbang nyawaku.. 

[ Seoyeon Pov ] 

        Kesadaranku pelan-pelan kembali pulih. Gambar hitam tadi pelan-pelan pergi menjauh dan berkas demi berkas cahaya pun ikut masuk kedalam bola mataku. Diatasku saat ini yang terlukis hanyalah atap kayu seperti rumah jaman dulu. Iya, seperti rumah ahjumeonni. Oh, mendadak aku rindu rumah tua itu. Bagaimana kabar rumah itu sekarang ya? Ahjumeonni sudah 7 tahun meninggal, dan itu benar-benar membuatku terpukul. Mana 2 tahun setelah itu appa juga menyusulnya pergi. 4 tahun kemudiannya aku dijodohkan dengan Cho Kyuhyun, magnae Super Junior yang terkenal jahil dan kurang ajar itu. Hmpf... Apa salahku sih sampai sebegini malangnya nasibku? 

“Kau sudah sadar? Ayo duduk dulu dan minum ini” ucapnya dengan nada lembut. Aku yang tak mengerti apa-apa hanya bergidik ngeri sambil duduk dan menerima secangkir teh ginseng. Hmm.... aromanya begitu menghangatkan!. 

“Tidak kau beri racun kan?” tanyaku sambil mengangkat cangkir teh itu mendekati bibirku. 

“Isshh, kau ini. Masih sempat-sempatnya berpikiran seperti itu saat kondisimu seperti ini” protes Kyuhyun sambil melirikku tajam. Aura evil-nya bisa kurasakan dari sini karena itu begitu kuat! 

Pelan-pelan, kuhisap teh ginseng lezat itu sedikit demi sedikit. Rasa hangatnya pun ikut menjalar keseluruh tubuhku. “Enaknyaa” seruku sambil meletakkan cangkir itu dan merentangkat tangan selebar yang kubisa. 

“Hati-hati, aku bisa mati konyol karena tanganmu itu” seru Kyuhyun masih dengan nada yang sama. 

“Iya tuan Cho, arraseooo” jawabku dengan nada malas. “Ngomong-ngomong, kita kembali ke Seoul naik apa? Dan kita akan kembali kemana?.” 

“Cho Kyuhyun, kau mendengarku?” tak ada jawaban.. 

“Cho Kyuhyuuuunnn???” masih tidak ada jawaban. Kulihat namja itu sudah sibuk berkomat-kamit tanpa suara sambil menatap PSP hitam metaliknya itu. Haah, sampai Seoul PSP itu harus ku jual! 

Aku merangkak mendekatinya yang masih asyik dengan PSP, mendekatkan bibirku ke telinganya dan berteriak “NAMJA PPABO!!! AKU SEDANG MEMANGGILMU!!!.” 

“Game Over!!” teriak si PSP dengan girang. Mungkin ia bahagia karena pemiliknya berhasil ia taklukkan. 

“Arrgghh, mengulang lagi dari awal? Aku sudah hampir menang game ini ke 150 kalinya...” ucapnya dengan muka penuh kekecewaan, mirip anak TK yang kecewa karena ibunya tak mau membelikannya balon saat acara kunjungan orang tua. 

        Aku mulai merasa menyesal. Tidak seharusnya aku berteriak saat ia sedang heboh bermain game seperti itu. Baiklah, aku harus me... “Ya kau!! Nona Son!! Kau menghancurkan game-ku!! Ayo ganti rugi!!” bentaknya super heboh. 

Aku langsung terlonjak dan buru-buru menghapuskan pikiran untuk meminta maaf padanya. “Baiklah, akan kutaklukkan game ini! Jika aku menang kau harus mengurus rumah selama 2 bulan!” seruku sambil menuding dahinya. 

“Jika aku yang menang, kau harus merubah pikiranmu tentang mempunyai anak!!” serunya sambil menyentil dahiku. 

Aku hanya mengernyit heran karena otakku masih loading, “Yaaa!!! Dasar mesum!!! Otakmu penuh dengan yadong rupanya!!!.” Kyuhyun hanya terkekeh dan berusaha membalasku yang menghajarnya tanpa ampun. 

[ Author Pov ] 

       Kyuhyun dan Seoyeon berjalan keluar dari rumah Han Yong ahjussi sambil menggeret koper masing-masing. Sesuai perjanjian, akhirnya Seoyeon harus mau menamatkan game yang ada di PSP hitam milik Kyuhyun. 

BRUKK!!! “Ya! Kau boleh saja menamatkan game-ku. Tapi kau juga harus memperhatikan jalan!” teriak Kyuhyun yang baru saja ditabrak oleh Seoyeon dari belakang. 

“Isshh, namja ppabo ini tak bisa kah diam sebentar? Musuhku hampir mati ini!” teriak Seoyeon yang semakin asyik dengan PSP hitam milik Kyu. 

“Jangan bilang kau mulai ketagihan main game” ucap Kyu penuh selidik sambil menatap Seoyeon dari ujung boots coklatnya hingga ujung topi rajut warna ivory-nya. 

“You Win!! Next Level?” celoteh si PSP saat Seoyeon berhasil membuat k.o musuhnya itu. “Mmm... yah, bisa dibilang begitu. Game di PSP-mu ini menarik semua” seru Seoyeon dengan mata berbinar. 

“Yak! Aku juga mau main game! Kembalikan!” teriak Kyuhyun yang merasa mulai tersaingi oleh Seoyeon. 

“Aniyo!! Aku masih mau maiin!!” jawab Seoyeon sambil berusaha menjauhkan PSP itu dari jangkauan Kyuhyun. 

“Kembalikan atau kau mati!”marah Kyuhyun sambil memiting leher Seoyeon menggunakan lengan kirinya, sedangkan tangan kanannya sibuk menggapai-gapai PSP hitam metalik yang ber-hak miliknya itu. 

“Tak mauu!!.” Seoyeon yang kesal dan tak bisa bergerak, akhirnya menggigit lengan kiri Kyuhyun yang melingkar tepat didepan lehernya. 

“Arrgghh!!! Jangan kau gigit tanganku ppabo!!” 

“Kalian ini kenapa? Kasihan PSP-nya jadi bahan rebutan” canda Han Yong ahjussi sambil terkekeh membuka pintu mobil. 

       Seoyeon dan Kyuhyun yang ketauan ribut akibat rebutan PSP itu langsung memisahkan diri dengan PSP yang masih ditangan Seoyeon. Keduanya saling menunduk dan terdiam menahan malu. “Ah, ahjussi.. Kami duduk dimana ya?” tanya Kyuhyun berusaha sopan karena ia terbiasa memanggil hyung-hyungnya dengans sebutan tidak sopan plus kurang ajar itu. 

“Didepan hanya muat 1 orang saja. Jadi kalian duduk dibelakang bersama sayur saja, ya! Kan tidak mungkin aku memisahkan pengantin baru dengan menyuruh salah satu dari kalian duduk didepan bersamaku.” 

        Seoyeon dan Kyuhyun terdiam, mereka saling memikirkan bagaimana caranya untuk tidak duduk hanya berdua dengan salah satu dari mereka. Namun, rasa prihatin dan nasib yang terkatung-katung lebih memaksa mereka untuk menerima tawaran itu. Masih bagus ada yang mau mengantar mereka sampai Seoul. Kalau tidak? Mereka akan menjadi gelandangan didaerah Seorak yang begitu dingin. “Baiklah, aku dan dia akan duduk dibelakang. Neomu gamsahamnida untuk semua bantuannya ahjussi. Maaf kami merepotkanmu” ucap Kyuhyun yang lebih dulu sadar dari permainan otaknya. 

“Aniyo, aku tidak merasa direpotkan. Membantu orang lain justru membuat pahalaku makin banyak” kekeh Han Yong ahjussi lagi. Mau tak mau Seoyeon ikut terkekeh juga karena ia merasa antik dengan ahjussi satu ini. Ia suka sekali tertawa, seolah tak ada beban. 

Setelah Han Yong ahjussi masuk kedalam mobil, Seoyeon dan Kyuhyun saling berpandangan satu sama lain. Lalu melirik PSP hitam Kyu dan tempat yang ada dibak tertutup bersama sayur. “Yang duluan masuk, PSP boleh dimainkan olehnya!” seru Kyuhyun sambil melesat masuk kedalam bak. 

“Ya!! Ini tak adil!! Kau curang!!” seru Seoyeon sambil ikut berlari masuk kedalam bak. 

Kyuhyun yang lebih dulu masuk kedalam bak langsung merampas PSP hitamnya dari tangan Seoyeon, “Kau kalah, ini milikku.” 

Seoyeon hanya manyun dan menyandarkan kepalanya kesamping bak. Setelah sekian lama Kyuhyun sibuk dengan game-nya, pundaknya terasa ada yang memukul dengan keras. “Ya! Kau ppabo! Jangan me...” Ucapannya terpotong manakala melihat gadis yang ia sembur tadi sudah tidur dengan kepala tertunduk. 

“Ppabo, kenapa kau tidak bilang jika mengantuk, hah?” ucapnya sambil meletakkan kepala Seoyeon kepundaknya. Selama perjalanan pun, Kyuhyun hanya bermain PSP sedangkan Seoyeon terus tidur dan tidur. Hingga akhirnya Kyu pun ikut tertidur bersamanya. 

*** 

[ Seoyeon Pov ] 

JEDUKKK!!! 

          Kepalaku terasa sakit ketika membentur body bak ini. Aku ingin menegakkan kepalaku karena leherku mulai terasa tidak enak. Tunggu, kenapa kepalaku terasa berat sekali untuk ditegakkan? Tuhan, jangan bilang kau merampas kenikmatan untuk menegakkan kepalaku. “Ya, ya, jangan dihabiskan sendiri, hyung. Aku juga mau. Lihatlah, botol wine milikku sudah kosong.” Kudengar gumaman konyol dari orang disebelahku ini. 

Aku berniat untuk membekap mulut namja ini tapi... “Aaaaaaa!!!!!” teriakku sekeras mungkin manakala kutau bahwa namja babo itu yang menindihi kepalaku sejak tadi. 

GEDEBRUKK!!! 

Seluruh isi bak, ummm kupikir hanya aku dan... namja babo itu yang terguling kedepan saking dahsyatnya rem mendadak dari Han Yong ahjussi. “Sakit sekali...” rintihku sambil mencoba duduk diposisi semula. 

“Ada apa? Apa yang terjadi?” tanya Kyu yang baru bangun dan terlihat semakin bodoh dengan wajah seperti itu. 

“Apanya yang apa? Aku terjungkal gara-gara kau, babo!” protesku tidak terima pada namja babo yang berusaha mengumpulkan setengah nyawanya yang masih berkeliaran. 

Dia yang tadi menatapku polos, setelah mengolet dan menguap lebar tiba-tiba kulihat raut evil-nya yang sudah kembali. “Dasar tak tahu terima kasih! Kubiarkan kau tidur diatas pundakku agar kepalamu tidak sakit kenapa kau masih mengomeliku, hah!” teriak Kyu dengan raut kesal. 

“Kau... yang meletakkan kepalaku keatas pundakmu?” tanyaku masih tak percaya. Masa iya namja ini perhatian padaku? Wajah-wajahnya kurang mendukung untuk hal itu. 

        Ia langsung mengalihkan wajahnya, berusaha menghindari tatapanku yang masih terus penasaran. Aku hanya bisa menghela nafas panjang. Oke, Cho Kyuhyun marah padaku. Tidakkah itu lucu? Apa ia hanya merajuk saja? Kutatap namja itu sekali lagi. Jantungku seketika ingin berhenti berdetak ketika melihat view wajah tampannya dari samping. Oh Tuhan, ada apa ini? Memang harus kuakui Cho Kyuhyun itu namja dengan kecerdasar nomor 1 di Super Junior, kadar ke-evil­-an yang juga nomor 1 di Super Junior, penyuka wine nomor 1 pula di Super Junior. Apalagi? Aku masih terlalu gengsi untuk mengakui namja ini tampan. 

“Jangan tatap aku lama-lama, nanti kau bisa jatuh cinta padaku” ucap Kyuhyun datar sambil terus fokus pada PSP Hitamnya itu. 

Aku baru saja ingin menjawab ucapannya ketika penutup bak tiba-tiba terbuka. Kulihat Han Yong ahjussi sedang menatapku dan si bodoh ini bergantian. “Kalian ini tadi kenapa?” tanyanya masih tak paham. 

“Emm... dia tadi melakukan hal bodoh saja kok ahjussi. Hehe, mianhaeyo” ucapku sambil berusaha tidak memperdulikan pelototan dari Kyuhyun. 

        Han Yong ahjussi lalu membiarkan kami berdua saling pandang malah melongo kearah satu sama lain. Kyuhyun segera mengalihkan pandangannya dan pura-pura fokus pada permainannya kembali sambil bergumam, “Bodoh, bodoh. Bukannya dia yang bodoh.” Aku hanya bisa menghela nafas panjang sambil memainkan kuku-kuku yang masih bercatkan transparan gemerlap itu. Ah, sampai di rumah aku akan menghilangkan cat ini dan menggantinya dengan nail art panda buatanku sendiri! 

Han Yong ahjussi kembali menghampiri kami dengan tatapan heran. Aku balas menatapnya heran, sedangkan Kyu sudah kembali fokus pada permainannya. “Kalian tidak mau turun? Kita sudah sampai di Seoul!” serunya gembira. 

Mendengar kata Seoul, aku langsung menggeret koperku keluar dari bak angkutan sayur, pastinya berusaha menjauh dari si bodoh itu. “Astaga Ya Tuhan!! Akhirnya sampai juga!!” seruku bahagia. 

Kyuhyun hanya menatapku dengan tatapan menjengkelkan, lalu menggeret kopernya turun sambil bergumam “Dasar norak” dengan suara kecil. Aku mendelik kearahnya yang pura-pura santai sambil memastikan PSP-nya sudah tersimpan didalam saku jaketnya. 

“Maafkan aku, aku hanya bisa mengantarkan kalian sampai sini saja” ucap Han Yong ahjussi sambil menutup penutup bak truk sayurannya. 

“Neomu gamsahamnida ahjussi. Kami tak tahu apa yang harus kami lakukan jika tidak bertemu denganmu di Seorak” ucap Kyuhyun dengan sopan. Aku hanya bisa mendengus kesal sambil membatin, dasar poker face. 

        Kami menatap kepergian truk pengangkut milik Han Yong ahjussi yang pelan-pelan mulai tak terlihat. Setelah truk itu menghilang dari pandangan, kami saling bertatapan satu sama lain. “Apa?” tanya Kyuhyun dengan nada ketus yang dibuat-buat. Aku menatapnya serius, “Apa karena hal kecil tadi kau langsung bertingkah seperti anak kecil? Bukannya kau yang bilang jika dirimu 3 tahun lebih tua dariku?” ucapku tiba-tiba saking kesalnya pada namja aneh ini. Bukankah aku tak memulai perkara? Kenapa ia mencari perkara duluan padaku? Orang aneh. Beginilah resikonya menikah dengan orang aneh, Seoyeon-ah... 

Kyuhyun hanya balas menatapku datar, “Kau belum mengerti maksudku rupanya” ucapnya sambil berjalan ke tepi jalan berusaha mencari taksi mungkin. Aku mengernyit, berusaha mengikuti langkah kaki super panjangnya itu ke tepi jalan. “Kau ini bicara apa?” tanyaku masih tak paham. 

        Kyuhyun menyetop taksi dengan melambai-lambaikan tangannya di jalanan yang masih sepi. Oke ini sudah berganti hari dan nyaris pagi. Tidak heran jika masih sepi. Ia mempersilahkan aku masuk terlebih dahulu baru memasukkan koperku ke bagasi. Setelah taksi berjalan, aku masih menatapnya dengan tatapan menagih jawaban. Ia mendesah panjang, “Hanya mata hatimu yang mengetahui itu.” Aku hanya terima diam dan sibuk berpikir dengan ucapannya. Mata hatiku? Apa maksudnya? Ternyata seorang Cho Kyuhyun pun bisa puitis juga..

~ To Be Continue ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No Silent Readers! Give a comment is EASY Right?... Gomawoyo^^