Suasana Pelepasan Saat Leeteuk Wamil

Annnyeonghaseyo ELF!
     *tarik tisu, ngingus dulu* Malem ini mimin benar-benar galau tiada ujung chingudeul T^T  Baru kali ini ngerasain ditinggal artis yang dicinta pergi dan rasanya.... arrggghhh!!! pengen nangis terus T^T  Sampe-sampe disekolah tadi mimin sempet nangis sambil muter lagu Way-nya Super Junior sambil bayangin uri leader yang ngelambaiin tangan kearah mimin *backsound menye*  Oke berhubung ini event jadi trending seharian FULL dari tanggal 29 Oktober 2012 jam 22.00 waktu Indonesia Barat sampe malem ini, jadi mimin berniat update buat bagi-bagi info ke chingudeul semuanya. Oke capcus aja yuks, Cekidot!


- Dari matahari belum terbit, K-ELF dan beberapa ELF dari negara lain rela membuat camp kecil demi menunggu uri leader kita ini :')
- Bahkan, K-ELF juga udah nyiapin balon yang ada tulisannya dan beberapa banner dipinggir jalan yang akan dilalui Leeteuk oppa sebelum masuk ke tempat wamilnya. How so sweet they're :')





- Sekitar 1000 K-ELF yang rela berdesakan, menanti ditepi jalan hanya untuk mengucapkan selamat jalan bagi sang Leader yang akan vakum 21 bulan kedepan :')


- Selain memasang banner dimana-mana, ternyata para ELF juga menerbangkan balon raksasa yang juga ada bannernya. Bahkan SME (katanya sih, belum tau pastinya) membagikan balon-balon kepada ELF untuk diterbangkan bersama-sama :')




- Sebelum berpisah, Leeteuk oppa sempat makan siang bersama sebelum makan bersama lagi 21 bulan yang akan datang dengan member-member Super Junior :')
- Did you know? Leeteuk oppa sempat sujud ke ELF yang hadir untuk memberikan ucapan padanya secara langsung! Hanya leader kita lah yang mau bersujud ke fansnya meski disorot kamera dan ribuan pasang mata sekalipun!
- Detik-detik perpisahan, Leeteuk oppa sempat memposting tweetnya "Aku pasti akan merindukan kalian... Aku mencintaimu" kalo nggak disekolah aja, mimin pasti udah nangis kejer T^T
- Saat memberikan pidato kecil kepada ELF, Kyuhyun tidak berani menatap Hyungnya itu dan terus menunduk dan menangis tanpa henti. Namun Sungmin segera membawa Kyuhyun pergi meski matanya juga bengkak.
- Denger-denger tahun ini Yesung bakal wamil juga T^T  Ada yang bilang itu hoax, tapi berhubung kontrak Yesung tahun ini udah dikit kemungkinan dia wamil tahun ini udah diatas 50% T^T  *kontrak Yesung rame-rame yok biar dia gak wamil ._.v*  Jangan pergi wamil dulu ya oppa. Mentalku belum kuat T^T
- Kalo Kangin sama Heechul dibotak, terus Leeteuk juga dibotak? Penasaran? Ini dia jawabannya! Kalo mimin bilang sih malah kece ._.




Dan ini dia report foto-foto yang sempat mimin cari lewat hape. Nggak sanggup mau cerita lagi chingu T^T

Oppa jangan sedih T^T


HaeHyuk at the Leeteuk's last pidato before entering military






Keliatan banget kalo nangis


Kyuhyun pucet banget sumpah miapah o.o


Berusaha tegar padahal selesai acara langsung nangis kejer :"


Oppa, I'll wait you here 21 months T^T


Linknya kalo mau lihat videonya. Yang jelas siap tisu sama ember yang banyak ya chingu :')



 Uri leader last tweet :'(



 Bukti nyata nih chingu kalo kagak percaya ama mimin T^T




Beberapa artis lain turut mengirimkan tweet mereka untuk Our Angle Without Wings T^T




 Last capture with his nunna, Park Inyoung before enter the gate :"





     Udah itu dulu ya chingu. Mimin ngantuk banget sumprit seiprit iprit. Mana besok placement test buat kelas 9 lagi -_-  Min Sooyeon kece yang mirip Yuri pamit dulu ya chingu, semoga Jum'at besok mimin bisa nongol lagi dengan update-an lainnya yang masih fresh dari sumbernya (?) Gomawo chingu ;')

Disarikan dari Tweet follower @firdaa_ningrum

By : Min Sooyeon kece

You Are My Shining Star [Part 7]



Genre  : Romance, A little bit comedy
Type   : Continued, Novel-lengthFic, SongFic
Rating : PG-13
Cast :
· Ryeowook (SJ)
· Sooyoung (SNSD)
· Taeyeon (SNSD)
· Heechul (SJ)
· Jessica (SNSD)
· Yesung (SJ)
· Other Character

"Annyeonghaseyo, ELF! mimin dengan bangga mempersembahkan Fanfict Romance jreng... jreng... jreng... FF ini hasil kerja sendiri dan bukan hasil PLAGIAT sekali lagi BUKAN HASIL PLAGIAT (sengaja di bold, underline, italic untuk memperjelas keaslian). Comment please kalo ada pendapat, saran, kritikan, typo atau apalah. Don't be silent reader! Dan satu lagi jangan di Bashing ya! bashing itu buang-buang tenaga! Satu lagi boleh yaa..*min, kapan mulainya?* Jangan mem-PLAGIAT karya seni semua postingan blog ini yaa.. Satu lagi yah *bunuh mimin bawel* bercanda! Langsung saja cekidot! Enjoy~"


Pagi harinya untuk pertama kalinya Ryeowook bangun terlambat. Sedangkan Sooyoung mungkin sudah beribu-ribu kali.

“ANDWAE!!!!! Ini sudah jam berapa??” teriak Ryeowook saat membuka matanya. Ia melihat jam dinding di belakangnya. Waktu menunjukkan pukul 11 siang. Ryeowook langsung bangkit dan terbirit-birit menuju kamar mandi.

Sooyoung seketika bangun setelah jatuh dari tempatnya tidur. Ia berjalan menuruni tangga dengan rambut yang sangat acak-acakan. Woppa memasak apa ya? Aku sudah lapar sekali nih! Batinnya sambil menengok-nengok dapur.

“Lhoh, dia belum buat makanan? Sekarang dia di mana?” kata Sooyoung melihat sekeliling sambil menggaruk-garuk tengkuknya. Tiba-tiba seorang pria muncul dari ambang pintu dapur.

“HUAAAAA.... Woppa, pakai bajumu!!!” teriak Sooyoung sambil menutupi matanya dengan kedua tangan. Ryeowook yang tidak sadar kalau sedang bertelanjang dada dan hanya memakai boxer itu langsung berlari ke kamar mandi lagi.

“Aku baru tahu kalau Woppa itu six pack!” kata Sooyoung menggeridik ngeri. Aku sebaiknya mandi saja! Badanku sudah bau iler begini. Nanti kalau Woppa menciumnya bisa-bisa dia mati kaku! Batinnya sambil berjalan ke lantai atas. Kini pria yang sudah mengenakan kaos pendek abu-abu dan celana sebetis itu sedang mengalungkan celemek lalu ia menalinya ke belakang. Dengan kecepatan turbo, Ryeowook mencincang semua bahan yang ia perlukan.

Sepuluh menit kemudian, Sooyoung keluar dari kamar dengan mengenakan dress polkadot selutut. Ia lalu menghampiri Ryeowook yang sedang melempar-lempar tumisannya.

“Woppa mau masak sarapan kan? Ingat, porsinya harus besar!” perintah Sooyoung seenaknya.

“Siapa yang mau membuatkan kau sarapan? Buat saja sendiri! Aku sedang menyiapkan masakan untuk pesta nanti malam.” kata Ryeowook tanpa menatap Sooyoung.

“Kalau begitu biar ku bantu!” seru Sooyoung antusias sambil memakai celemeknya. Ryeowook hanya mengangguk pelan karena tidak punya waktu menanggapi Sooyoung.

“Woppa minyaknya sudah panas! Eotteohke?” tanya Sooyoung panik.

“Kau tinggal memasukkan udangnya! Apa kau belum pernah membuat tempura?” jawab Ryeowook sambil memberi contoh kepada Sooyoung.

“Ah gampang, biar aku saja!” sahut Sooyoung sambil menyerobot udang yang akan dimasukkan oleh Ryeowook. Dasar, kau ini benar-benar! Batin Ryeowook sedikit kesal.

Saat goreng-menggoreng udang sudah selesai, Ryeowook menyuruh Sooyoung untuk mengiris bawang merah dan bombay. Kenapa dia malah memberikan tugas yang paling menyedihkan ini? Batin Sooyoung sambil menatap Ryeowook sinis. Kress... Kress... Kress... Sooyoung mengiris bahan sialan itu sambil tersedu-sedu. Karena sudah banyak linangan air mata yang dikeluarkan Sooyoung, gadis itu menjadi tidak fokus dan kress.... ia bukan memotong bawangnya tapi telunjuknya.

“Awwww.... Aigo, berdarah!” jerit Sooyoung yang membuat Ryeowook kontak menghampirinya.

“Kau tidak apa-apa?” tanya Ryeowook panik lalu meraih jari Sooyoung. Ia memasukkan telunjuk Sooyoung yang terluka ke mulutnya. Sooyoung hanya terdiam menatap Ryeowook. Woppa mengapa menghisap-hisap jariku? Jangan-jangan dia vampir!! Batinnya. Respon Sooyoung seharusnya menarik telunjuknya yang menyangkut di mulut Ryeowook karena itu adalah hal yang menjijikkan. Bukannya merasa jijik ia malah merasa tenang. Pria itu sekarang mengeluarkan telunjuk Sooyoung dari mulutnya.

“Tenanglah, hanya luka kecil. Tinggal diberi antiseptik saja pasti beres!” kata Ryeowook sambil mengusap luka Sooyoung dengan serbet basah lalu memberi antiseptik pada luka itu.

“Kau tidak perlu membantuku, Sooyoung-ah! Kau lebih baik mengamati saja!” perintah Ryeowook penuh khawatir.

“Woppa??” panggil Sooyoung yang masih menatap Ryeowook dengan mata berbinar.

“Hmm??” jawab Ryeowook.

“Terima kasih!” kata Sooyoung tersipu malu. Ryeowook hanya melempar senyum paling imut lalu mengangguk kecil. 

“Yaa... tumisannya nanti gosong!!” teriak Ryeowook tiba-tiba sambil beringsut menuju kompor. Sooyoung menggeleng-geleng kepala lalu duduk di kursi dekat meja makan. Ia melipat tangannya di meja makan lalu menaruh dagunya di punggung tangan. Dari tadi ia hanya memperhatikan Ryeowook yang asyik memasak sambil sesekali berbincang padanya. Sooyoung tidak tahu mengapa moodnya selalu gembira dan penuh warna ketika melihat tatapan pria itu, ketika mendengar candaannya, ketika mendengar nyayiannya, bahkan ketika mencium syalnya. Seakan dirinya bebas dari beban berat yang sudah lama menyelubunginya.

***

Tepat jam sembilan malam, semua persiapan pesta kecil itu sudah tertata rapi di sana-sini. Ryeowook dan Sooyoung juga sudah berpakaian rapi. Setiap lima detik sekali Sooyoung melihat jam tangan pinknya sambil berdecak risau.

“Woppa, kau sudah mengundang Eommaku kan? Kok belum datang juga?” tanya Sooyoung cemas.

“Sudah, mereka pasti datang! Pasti hanya terjebak macet.” kata Ryeowook sambil menengok-nengok pintu depan. Tiba-tiba bel berbunyi tanda ada tamu. Itu pasti mereka! Batin Ryeowook sambil berjalan hendak membukakan pintu.

“Lhoh? Appa! Ayo semuanya masuk!” seru Ryeowook bersemangat sambil mempersilahkan tamu masuk. Ayah Ryeowook yang bernama Heechul itu menghampiri Ryeowook lalu memeluknya hangat.

“Maafkan Appa karena terlalu sibuk sampai-sampai tidak menghadiri acara pernikahanmu! Bahkan Appa tidak tahu kalau kau sudah menikah!” kata Heechul menyesal.

“Gwenchana, mianhae Appa! Aku tidak mengabari karena ku kira akan mengganggu Appa. Oh iya bukannya Appa masih sibuk?” tanya Ryeowook lalu melepaskan pelukan sang ayah.

“Eommamu yang memaksa Appa untuk datang kesini. Appa juga ingin tahu siapa istrimu. Di mana dia kok tidak kelihatan?” jelas Heechul kontan membuat Ryeowook menoleh ke arah ibunya yang dari tadi berdiri di samping ayahnya.

“Itu ulah istrimu, Wookie!” kata Jessica setelah menangkap tatapan Ryeowook.

“Hah, Sooyoungie? Maksud Eomma?” tanya Ryeowook penasaran.

“Dia terus saja merengek meminta Eomma untuk membujuk Appamu agar segera pulang. Dia juga mengatakan kalau kau sangat rindu dengan Appa sampai kau jatuh sakit. Benar begitu ya?” tanya Jessica khawatir sambil memegang dahi Ryeowook. Gadis gila itu mengada-ada lagi! Tapi dia melakukan itu untukku? Batin Ryeowook sambil tersenyum kecil.

“Ani, aku tidak sakit Eomma! Oh iya Appa dan Eomma duduk saja! Biar aku panggilkan Sooyoung.” kata Ryeowook sambil berteriak memanggil Sooyoung. Detik berikutnya Sooyoung berlari kecil menghampiri Ryeowook dan orang tuanya.

“Annyeonghaseyo, Sooyoung imnida! Selamat datang di rumah kami!” sambut Sooyoung sambil membungkukkan badan. Kata kami yang disebutkan Sooyoung tadi sempat membuat jantung Ryeowook berdebar. Kami? Rasanya agak aneh! Batin Ryeowook.

“Jadi kau yang bernama Sooyoung! Kau itu tinggi sekali untuk ukuran wanita asia. Kau suka main basket?” tanya Heechul sambil menatap Sooyoung yang masih berdiri.

“Ah, tidak juga! Mungkin sudah takdir!” kata Sooyoung agak kikuk. Eommaku mana kok tidak ada? Batin Sooyoung sambil menyampaikan pesan itu kepada Ryeowook menggunakan bahasa tubuh. Sayangnya Ryeowook tidak mengerti karena Sooyoung hanya mengedip-edipkan mata tidak jelas. Ia lalu duduk di sofa yang ada di dekatnya.

“Jadi, kau sudah hamil belum?” tanya Jessica sambil menatap penuh harap. Sooyoung dan Ryeowook berpandangan ngeri hingga tergagap ketika menjawab.

“Ah, kau ini! Mereka kan masih pengantin baru! Masa tahu-tahu langsung hamil di usia pernikahan yang masih tiga hari?” serobot Heechul menyelamatkan Sooyoung dan Ryeowook dari sebuah pertanyaan maut.

“Benar juga!” seru Jessica sambil tertawa kecil. Tahu-tahu bel berbunyi lagi. Sooyoung langsung berlari membukakan pintu.

“Eh Eomma!! Aku rindu padamu!” seru Sooyoung lalu memeluk Taeyeon erat.

“Mianhae, Eomma terjebak macet! Bagaimana kabarmu?” tanya Taeyeon sambil melepaskan pelukan yang sempat membuatnya kesusahan bernapas.

“Aku baik-baik saja, ayo Eomma, masuklah! Appa dan Eommanya Ryeowook sudah datang!” ajak Sooyoung terlalu antusias.

Mereka semua berpesta menyambut pergantian tahun dengan sangat heboh. Sooyoung benar-benar merasakan kehangatan berada di antara lingkup keluarga kecil yang selalu membuatnya tersenyum. Sekitar empat puluh persen makanan seafood yang dibuat Ryeowook tandas dimakannya. Hari itu sangat berkesan baginya dan terlalu mustahil untuk dilupakan.

***

Tepat pukul satu dini hari, tamu yang berkunjung ke rumah mereka meninggalkan area pesta tanda pesta sudah bubar.

Kamis, 1 Januari 2013
Hari ini hari yang paling aku suka! Aku, Woppa, keluargaku plus keluarga Woppa merayakan tahun baru bersama! Ini adalah ide Woppa! Sepertinya hanya aku yang menghabiskan makanannya. Kkkk... Jujur masakan Woppa benar-benar dahsyat lezatnya! Sampai sekarang rasanya masih menempel di lidahku. Gomawo Woppa! |^_^|

Selesai menuliskan kalimat tersebut di buku kramatnya, tiba-tiba terbesit ide tolol di otaknya. Ia langsung tancap gas ke kamar di lantai dua bermaksud mengganti baju. Beberapa menit kemudian Sooyoung sudah berpakaian layaknya pendaki Gunung Fuji yang tersesat di Seoul. Ia mengenakan sweater super tebal, jeans biru dan topi salju lengkap dengan sarung tangan dan kaca mata. Semoga tetangga-tetangganya tidak melihat orang konyol ini.

Sooyoung melangkah ke teras belakang. Ryeowook yang dari tadi mencuci piring bekas pesta tidak meyadari keberadaan Sooyoung. Asyik... Aku bisa buat boneka salju kali ini! Serunya antusias tingkat dewa. Ia mulai membuat tumpukan salju lalu membentuknya menjadi bulat. Kalau bukan Sooyoung, pastilah tidak ada makhluk di dunia ini yang bermain salju dini hari. Tiba-tiba Ryeowook yang sudah selesai dengan pekerjaan rumah tangganya menengok-nengok pintu belakang yang terbuka. Lhoh, sepertinya tadi sudah aku tutup! Batinnya sambil melangkah menuju pintu tersebut.

Ketika Ryeowook sudah sampai di ambang pintu, ia melihat seorang gadis yang tidak asing lagi baginya sedang membuat boneka salju sambil terkikik. Idiot ini selalu saja membuatku tertawa! Batinnya sambil terkekeh.

“Yaa.. Sooyoung-ah!! Kau itu kenapa main salju dini hari begini, huh?” teriak Ryeowook sambil menaruh tangannya di dekat mulut.

“Tidak apa! Aku baik-baik saja! Kalau besok tidak ada waktu!” jawab Sooyoung yang masih sibuk dengan bola salju di hadapannya.

“Yaa.. Kenapa kau tidak mengajakku kalau kau ingin bermain salju?” seru Ryeowook sambil berjalan mendekati Sooyoung. Sepertinya Ryeowook sudah tertular gila.

“Kemarilah! Kita buat boneka salju yang paling besar di dunia!” kata Sooyoung sambil menggerak-gerakkan tangannya. Setelah beberapa menit dengan cucuran keringat dan usaha keras, Sooyoung dan Ryeowook akhirnya berhasil membuat boneka salju setinggi dua setengah meter. Mereka hanya tinggal menaruh sebuah topi diatasnya. Dengan begitu boneka saljunya akan sempurna.

“Woppa, aku tidak sampai! Kau saja yang melakukannya! Woppa kan lebih tinggi dariku!” keluh Sooyoung sambil berjinjit-jinjit bermaksud menaruh topi ke atas.

“Ah! Kenapa tadi tidak membuat boneka salju yang lebih pendek saja?” gerutu Ryeowook lalu merampas topi yang ada di genggaman Sooyoung. Ketika hendak menaruh topi itu, pria yang lebih tinggi tiga sentimeter dari Sooyoung itu tahu-tahu kehilangan keseimbangan dan.. Brukkk...!!! tubuhnya menabrak Sooyoung. Jadilah mereka jatuh bersama dengan posisi Sooyoung yang terlentang dan Ryeowook tengkurap. Bibir mereka hanya berjarak sekian senti sebelum bersentuhan.

~To Be Continued~


Created By: Min Sojung

Fanfict Romance Kyuhyun Part 3




Judul  : Oh, I Love You!
By       : min Sooyeon ( @firdaa_ningrum )

Type   : Part 3

Genre : Romance, A Little Bit Comedy, No Yadong!
Cast : Cho Kyuhyun, Son Seo Yeon



NB : Fanfict ini bukanlah hasil copy paste, pencurian ide, ataupun tindakan serupa lainnya. Sesuai namanya, fanfict yang ditulis tidaklah asli dan hanya rekayasa. Jika ingin dipublikasikan kembali, tolong cantumkan nama blog ini ya ^^


[ Seoyeon Part ]

            Gereja sudah dipenuhi oleh beberapa tamu undangan yang diundang lewat undangan yang kupikir cukup "WOW" . Aku duduk menatap kaca ruang rias yang memantulkan bayanganku. Disana terlihatlah pantulan diriku yang menggunakan gaun putih dengan bagian belakang yang panjang dan rambut yang dimodel sedemikian rupa lalu diberi bunga putih cukup lebar sebagai hiasannya. Aku juga sudah membawa sebuah karangan mawar putih yang cantik.

“Seoyeon, kau sudah siap?”tanya seorang perempuan yang aku tak tahu siapa dia. Aku hanya mengangguk kecil dan memperbaiki posisi gaunku.

            Dengan didampingi kakak dari Appa, aku berjalan lambat menuju altar untuk pengucapan janji suci. Ketika aku mulai berjalan di red carpet di area gereja, semua pengunjung langsung berdiri menyaksikanku. Mereka sibuk membisikkan sesuatu yang rata-rata mengatakan “Dia cantik sekali ya”. Diujung altar gereja, kulihat seorang pastur paruh baya dan seorang pemuda tinggi yang mengenakan kemeja putih, tuksedo dan celana hitamnya. Ia juga mengantongi sebuah mawar putih di kantong kirinya. Faktanya, hingga detik ini aku belum tahu siapa pemuda yang akan menjadi suamiku. Ironis bukan?

         Mataku menjelajah mencari-cari sosok ibuku. Namun pandanganku berhenti ketika menatap beberapa member Super Junior seperti Eunhyuk, Ryeowook, Yesung, Donghae, Siwon, Sungmin, Shindong, dan Kangin. Bahkan aku juga melihat Onew, Changmin, dan beberapa orang lainnya yang sering terpampang di TV-TV. Dalam rangka apa mereka datang ke acara pernikahanku? Pasti eomma lah yang mengundang mereka kemari, gumamku dalam hati. Sosok pemuda diujung altar semakin jelas dan, taukah kalian siapa pemuda itu? Cho Kyuhyun! Ya! Pemuda itu Cho Kyuhyun! Bagaimana mungkin aku akan menikah dengan Cho Kyuhyun yang sempat tertabrak dan tertindihi olehku. “Kamu?”bisikku pada Kyuhyun yang kini menatapku dengan wajah innocent.

            Seusai janji suci, ia menyematkan sebuah cincin emas putih di jari manisku. Awalnya aku berharap cincin itu tidak muat atau mendadak entah kemana agar pernikahan ini berhenti berlangsung. Namun doaku tak dikabulkan oleh Tuhan. Cincin itu malah dengan mudahnya masuk dan terpasang pas di jari manisku.
“Sekarang giliranmu yang memasangkan cincin ke tanganku”ucap Kyuhyun setengah berbisik agar si pastur tidak mengiranya seorang pemuda tampan yang menikahi seorang wanita bodoh. Mau tak mau aku memasangkan cincin itu ke jari manis Kyuhyun yang kini sudah resmi menjadi suamiku. Sirna sudah harapanku untuk menikah dengan Ryeowook oppa jika Kyuhyun sudah resmi menjadi suamiku mulai 5 menit yang lalu, di tanggal 29 Desember 2012.

[ Kyuhyun Part ]

            Jujur aku belum mempercayai akan status baru yang kusandang sejak beberapa jam yang lalu. Gadis itu, Son Seo Yeon, telah resmi menjadi istriku terhitung mulai 29 Desember 2012. Dialah gadis yang sempat menabrakku seusai Fans Signing itu. Dia memang cantik, tapi aku bersyukur tingginya hanya 165 cm. Setidaknya ia tidak akan menyaingi tinggi tubuhku, kecuali ia pakai high heels.

            Tepat jam 4 sore, acara pun sudah selesai. Semua member memberiku ucapan selamat dan selamat berbulan madu padaku. Bulan madu? Boro-boro bulan madu dengan gadis yang tak kukenal itu. Aku lebih ingin menghabiskan waktuku bersama game malam ini. Dan naasnya aku, semakin aku berusaha menjauh darinya semakin dekat pula jarak yang ada diantara aku dan gadis itu. Contohnya didalam mobil pengantin ini. Rupanya orang tua kami ingin memaket kami ke penginapan di Gunung Seorak untuk berbulan madu. Mereka benar-benar ingin melihat kami pergi dari rumah mereka dan tinggal di rumah kami berdua.

            Kulihat Seoyeon, aku masih enggan menyebut ia dengan sebutan istriku apalagi sayang ataupun yeobo, sudah meletakkan kepalanya ke kaca mobil. Sesekali ia menghela nafas panjang sambil memejamkan mata. Aku bosan jika harus melihat gadis itu yang hanya megap-megap mengambil nafas panjang dan mengembuskannya. Kukeluarkan jurus ampuhku untuk melawan bosan yang mulai menghantui diriku. Siapa lagi jika bukan simpananku si PSP hitam metalik yang sejak sebelum janji suci sudah kusembunyikan dibalik tuksedo hitamku. Kaget? Silakan, aku tak melarangnya.

“GYAAA!!!”teriakku cukup keras karena Mario Bross milikku baru saja diserang oleh kura-kura berputar nan kurang ajar itu.

BLETAK!!! Terdengar suara jitakan yang cukup keras mendarat diatas kepala kecil nan jeniusku. “Arghh, sakit!”ucapku tidak terima.

“YA! Jangan berteriak didalam mobil BMW seukuran ini, bodoh! Kau bisa membuatku mati jantungan!.” Rupanya gadis itu menjitakku menggunakan tangan rampingnya.

“Tapi jangan menjitak juga, babo! Aku dan dirimu lebih tua aku 3 tahun!”protesku tidak terima pada gadis yang masih menggunakan gaun pengantin itu.

“Aku tak segan-segan menjewermu jika kau berteriak karna kalah main game lagi!.” Gertakan gadis itu cukup menantang otakku untuk memojokkan dirinya.

“Aku suamimu bodoh! Bersikaplah sopan pada suamimu sendiri!”

“Apa? Suami? Masa ada seorang suami yang gamers tidak ketulungan sepertimu?”

            Aku lebih memilih diam dan mematikan PSP-ku. Aku tak mau dijitak gadis itu lagi hanya gara-gara aku kalah main game. Setahuku, seberisik apapun aku berteriak di dorm, tak ada satupun hyung-ku yang menjitak kepala kecil nan jeniusku ini. Tidak seperti gadis ini. Baru menjadi istriku beberapa jam saja sudah berani menjitakku. Bagaimana beberapa bulan kedepan? Bisa-bisa aku udah babak belur dan masuk rumah sakit seminggu 2 kali.

[ Author Part ]

            Seoyeon dan Kyuhyun tiba disebuah hotel dimana orang tua mereka sudah memesannya untuk acara berbulan madu. Seoyeon langsung turun dari mobil meninggalkan Kyuhyun dan supir yang mengantar mereka bersusah payah mengangkat 2 koper yang cukup berat. Gadis itu melenggang santai dengan buntut putih nan panjang dari gaun putihnya menuju kamar yang sudah dipesankan oleh orang tua mereka berdua. Ketika pintu kamar sudah dibuka, Seoyeon segera merebahkan diri keatas kasur bersprei putih dan empuk. Membiarkan Kyuhyun menggeret 2 koper sendirian memasuki pintu.

“Ya! Kau pikir tubuhmu itu tidak bau, hah?”ucap Kyuhyun yang sudah menggantungkan sebuah handuk biru tua di pundak kirinya.

“Nanti saja, aku masih malas”sahut Seoyeon sambil membenamkan wajahnya diantara bantal-bantal yang ada.

            Dengan tanpa ampun, Kyuhyun menarik tangan Seoyeon untuk bangun dari kasur dan pergi mandi. Ia juga melempar sebuah handuk tepat didepan wajahnya. “Ya! Jangan begitu!”teriak Seoyeon pada Kyuhyun yang sudah mulai jail.

“Kau mandi dulu! Baru boleh tidur!”seru Kyuhyun agak lantang. Lalu ia membanting pintu kamar mandi saking kesalnya pada Seoyeon.

Sambil manyun-manyun, Seoyeon berjalan mendekati koper, berusaha mencari piyama tidurnya yang sempat ia siapkan kemarin. Naasnya, ia malah menemukan baju-baju tipis. “Ya! Baju macam apa ini! Tak adakah baju yang lebih waras selain ini?”ucap Seoyeon sambil melempar satu persatu baju tipis itu tepat kewajah Kyuhyun yang baru keluar dari kamar mandi.

“Ya! Jangan melempar bajumu kewajahku, babo!”ucap Kyuhyun sambil melempar balik baju-baju tipis yang sempat dilemparkan Seoyeon kewajahnya.

“Bajuku? Aku tak punya baju semacam itu! Pasti ini kerjaan eommaku!”

            Kyuhyun menatap Seoyeon malang yang kini berjongkok menatap isi kopernya. Ia merasa kasihan pada gadis itu. Pakai gaun putih sepanjang itu pastinya berat dan cukup gerah jika dipakai lama-lama. Kyuhyun ikut berjongkok mendekati kopernya, berusaha mencari-cari barangnya yang untung belum diacak-acak isinya oleh eommanya.

“Pakai ini. Setidaknya ini lebih nyaman ketimbang kau pakai gaun putih itu terlalu lama.” Kyuhyun menyodorkan sebuah sweater miliknya. Ia yakin tubuh kecil Seoyeon benar-benar cukup untuk mengenakan sweater miliknya.

“Benarkah? Asyik”ucap Seoyeon sambil menerima sweater dari tangan Kyuhyun. “Itu bukan untukmu lho. Aku hanya meminjamkannya padamu”protes Kyuhyun pada Seoyeon yang sudah berjingkat-jingkat kedalam kamar mandi. Ia hanya mengacungkan jempolnya tanda mengerti. Dasar gadis aneh, batin Kyuhyun dalam hati.

[ Seoyeon Part ]

       Aku keluar dari kamar mandi dengan menenteng gaun putih berat itu di tangan kananku. Kuselempangkan handuk biru muda yang sempat kubawa kemarin. Untung ibuku tidak meninggalkan handukku itu. Jika ibuku sudah kelewatan, mungkin ia juga membuang handukku itu agar aku bisa satu handuk dengan si bodoh, panggil Kyuhyun si bodoh, oke?

“Sweaterku 3 kali lipat ukura badanmu ya?.” Suara berat itu menyapaku seusai mandi. Kulihat tubuh rampingku berbalutkan sweater biru milik Kyuhyun. Memang benar katanya. Sweater ini panjangnya menyentuh separuh pahaku. Berarti biodatanya yang tersebar di internet soal tinggi tubuhnya yang menyentuh angka 180 cm itu memang benar.

            Kurebahkan tubuhku keatas kasur hotel. Saat mataku hampir terpejam, tiba-tiba gempa lokal terjadi diatas tempat tidur. Kulirik kearah kiri, dan kudapati seorang Cho Kyuhyun juga merebahkan diri disampingku sambil menggenggam PSP hitam metalik miliknya. Menyadari keberadaan pemuda itu, kugeser tubuhku ke bibir kiri si kasur putih untuk menghindari si bodoh penggila game itu. Entah sudah berapa kali ia berteriak-teriak gara-gara kalah main game. Ingin rasanya kubanting PSP itu atau kucelupkan kedalam lubang WC yang setia menanti mangsanya.

“GYAAAA!!!!” Lagi-lagi si bodoh itu berteriak dengan kencang. Dan untuk ke beberapa kalinya, aku tak bisa tidur gara-gara teriakannya yang menggema diseluruh sudut ruangan.

Dengan kesal kutekan tombol off yang ada pada lampu. “Hey! Kenapa dimatikan! Gelap tau!”protes Kyuhyun yang aku tak tahu ia ada dimana saking gelapnya ruangan ini.

           Untuk beberapa saat, aku berusaha tidak mendengarkan ocehan yang keluar dari mulut bawelnya itu. Hingga akhirnya ia terdiam dan tidak berbicara sedikit pun padaku lagi. “Akhirnya dia tidur ju....”  GROOOOK!!! GROOOOK!!! Setelah penderitaan jeritan dahsyatnya, kini aku harus menanggung suara berisik baru, dengkurannya! Aku bangkit dan mencari bantal sofa untuk menutup mulutnya yang kian berisik itu. Karena gelap, akhirnya aku mengurungkan niatku untuk menutup mulut bawel si Cho Kyuhyun ini. Kenapa aku harus se-sial ini, gumamku dalam hati sambil menutup telinga rapat-rapat.


~ To Be Continue ~

Lagu Super Junior (Joke Version)

Annyeonghaseyo ELF!
     Hari ini min Sooyeon, pacar Yesung yang kece abis *digampar clouds lain*  berniat untuk menghibur ELF semua yang galau karena hari ini udah D-9 Leeteuk oppa berangkat wamil T_T  Sebetulnya mimin agak nggak ngaca hari ini, jadinya jangan marah ya kalau orang galau ngehibur orang galau juga. Tampung dulu air matanya ya chingu, besok kalo udah hari H kita tumpahin bareng-bareng #adminnyasalahgaul  Penasaran kan sama postingannya mimin apa? *adminnyasotoyih*  Cekidot!

1.) Dengerin deh lagu A-Cha Super Junior. Nah, sekarang mimin bakal kasihin beberapa lirik lagu yang kedengeran agak janggal di telinga orang Indonesia.
   - Pas bagian awal Eunhyuk nyanyi, kedengerannya jadi "Mama Marah-Marah" :D
   - Belum puas ngatain mama marah-marah, sekarang jadi ngatain "Papa Parah-Parah" :D
  - Kan yang pertama nyanyi Eunhyuk tuh, keduanya Heechul, nah pas gilirannya Siwon jadi kedengeran "Jagung Only Jagung Tukang Jok" LOL XD
   - Habis Ryeowook vibra tinggiii banget hampir di akhir lagu kan gilirannya Kyuhyun tuh, itu kalo lagi meleng jadi kedengerannya "Tuh Haji Marah" :D

2.) Dari A-Cha sekarang kita berpindah ke Mr. Simple. Pasang telinga baik-baik ya!. Dengerin reff-nya. Tanpa perlu meleng, pas lirik SJ Call jadi kedengeran "Es Jengkol" XD  (mimin nggak bayangin aja bentuknya es jengkol kaya apa)

3.) Capcus ke Sexy, Free And Single! Pas dibagian awal banget kan Donghae tuh yang nyanyi. Liriknya apa malah jadi kedengeran "Hey Nunggu Nasib!" Bayangkan! Gimana nggak ngakak denger semacam itu! XD

4.) Sekarang kita ganti lagu ke Oppa Oppa, ya. Pas Donghae bilang "Break it down" itu cepet banget. Entah bagaimana ceritanya, mimin sama adek mimin jadi dengernya "Bergedel" ._.v  Pada nggak percaya? Coba aja dengerin lagunya pas lagi fokus ngerjain sesuatu, mesti kedengerannya bergedel..

5.) Mari ke lagu Why I Like You. Apa yang ada dipikiran chingu waktu denger lagu se-so-sweet ini? Ngefly kan? Tapi siapa sangka pas bagian buntut reff malah kedengerannya "Ya Bau Ketek~" dengan nada cukup panjang dan benar-benar santai?  (ini beneran kejadian sama mimim pas di perempatan jam-jam orang kantoran sama kuliahan pulang)

6.) Udah pernah denger lagu Super Junior K.R.Y yang Loving You belom? Dengerin pas bagian Say I Do. Kalo chingu lagi nggak konsen bin meleng, itu bakal kedengeran jadi "Sepatu" lho :D

7.) Pasang telinga baik-baik! Sekarang puter lagu Opera yang Korean Version. Habis reff pertama, abis   Donghae nyanyi kan gilirannya Ryeowook. Sempet kedengeran kata "Sampo Sabun" Gyaa, ketauan ni Ryeowook oppa kagak mandi pas rekaman lagu sama syuting MV Opera XD  *dibacok Ryeosomnia*

8.) Kita pindah ke lagu Walkin' ya kawan! Dengerin pas menit ke 3.00 lagunya! Disitu Ryeowook kedengeran bilang "Karung Goni" XD  Nggak percaya ato nggak denger? Ke THT dulu yok chingu *digantung ELF rame-rame*

     Gimana chingu? Sudah cukup terhibur dengan sedikit plesetan lagu Super Junior dari mimin? Sekali lagi, mimin nggak ada niat buat bashing oppadeul ya! Kita cuma have fun aja disini ;)  Sebenernya mimin tau plesetan lagu lainnya. Tapi ini kan fanbase SJ, jadi nggak enak dong kalo mau bahas yang lain? :)

     Sekian dulu dari min Sooyeon. Lain waktu mimin bakal balik lagi dengan fanfict, foto-foto dan beberapa postingan up to date soal SJ's oppadeul :)  Gomawo chingu ^^

Diperoleh dari We're RUSUH K-Popers dan sumber sendiri

Poster by : Min Sooyeon

Fanfict Romance Kyuhyun Part 2



Judul  : Oh, I Love You!
By       : min Sooyeon ( @firdaa_ningrum )

Type   : Part 2

Genre : Romance, A Little Bit Comedy, No Yadong!
Cast : Cho Kyuhyun, Son Seo Yeon


NB : Fanfict ini bukanlah hasil copy paste, pencurian ide, ataupun tindakan serupa lainnya. Sesuai namanya, fanfict yang ditulis tidaklah asli dan hanya rekayasa. Jika ingin dipublikasikan kembali, tolong cantumkan nama blog ini ya ^^


[ Seoyeon Part ]

            Aku berjalan menyusuri gemerlap kota Seoul yang semakin ramai di jam-jam 8 malam seperti ini. Acara Fans Signing tadi sudah menghabiskan waktuku selama 2 jam. Kenapa disaat seperti itu aku harus menabrak dan menindihi si Evil Magnae??? Aku tak akan menceritakan hal ini pada Sojung. Bagaimanapun juga, aku bisa dibunuh olehnya apabila ia tahu aku menabrak, menindihi dan membenturkan kepala Biasnya ke tembok!.

“Annyeonghaseyo”ucapku dengan nada malas sambil membuka pintu apartemen milik keluargaku. Apartemen ini tergolong apartemen mewah. Yah, jika bukan warisan dari mendiang Appa-ku mana mungkin aku bisa menikmati apartemen sebesar rumah Type 250 ini?

Setelah menenteng high heels-ku, aku berniat naik kekamarku tanpa perlu beradu mulut dengan Eomma-ku. Kulihat ia sedang menonton televisi yang menayangkan channel reality show kesukaannya. Aku berusaha mengendap-endap menaiki tangga dan, “Seoyeon, mana sopan santunmu pada ibumu sendiri?.” Nada getir ibuku itu berhasil membuatku nyaris berteriak saking kagetnya.

“Eh, eh, eh.. Mmm... aku sudah lelah eomma. Aku juga sudah makan dengan Sojung tadi di kedai”ucapku meminta pengertian dari ibuku yang masih menatapku. Entah kenapa, aku merasa tatapannya kali ini benar-benar berbeda dari biasanya. Ada apa dengan ibuku ya?, batin Seoyeon dalam hati.
“Duduklah kemari. Ibu ingin bicara padamu”ucap ibuku dengan nada hangat.

           Aku berjalan menghampiri sofa ruang keluarga dan duduk disamping ibuku yang masih memasang senyuman lebar padaku. Ia terlihat menggenggam sebuah kertas HVS di tangan kanannya. “Eomma, itu surat apa?”tanyaku pada ibuku yang masih tersenyum manis.

“Bacalah. Kau akan mengerti dengan sendirinya”ucap ibuku sambil menyodorkan kertas HVS yang ternyata sebuah surat.

            Dengan hati-hati, kubuka kertas itu yang ternyata hanya berisi 1 lembar saja. Diatasnya tertulis nama mendiang Appa-ku, Son Eun Jo disertai tulisan “Surat Wasiat” yang ditulis besar. Dari tulisannya, aku tahu jika ini tulisan dari mendiang Appa-ku. Pelan-pelan, mulai kubaca surat itu dan berusaha kuresapi arti tiap katanya. Seketika bayangan Appa melintas dan berhenti didalam otakku. Ia tersenyum memandangku sambil menyaksikan aku membaca surat wasiatnya itu.


Teruntuk putri kecilku yang tahun ini beranjak dewasa, Son Seo Yeon

         Selamat ulang tahun ke 17, putriku sayang. Appa harap di perbatasan usia dewasa ini kau bisa berpikir dan bertingkah makin dewasa, semoga langkah hidupmu selalu diberkati oleh Tuhan. Appa menulis surat ini lebih cepat karena appa takut tak bisa bertemu denganmu lagi saat moment yang paling dinanti oleh semua remaja yang ada di dunia ini. Suatu saat, kau pasti tahu apa alasan Appa kenapa menuliskan surat ini padamu.

   Appa hanya ingin berpesan padamu, pertama jagalah selalu kesehatanmu. Sekaya-kayanya dirimu, jika engkau sakit kekayaanmu pelan-pelan akan sirna. Kau percaya bukan jika semuanya suatu hari akan kembali pada Tuhan? Oleh karenanya, jagalah hidupmu. Ingat, Tuhan hanya mau memberi kita kehidupan sekali. Lantas kenapa kita harus menyia-nyiakannya?

Kedua, selalu sayangi orang-orang yang ada disekelilingmu. Tanpa mereka, kau sama saja kehilangan pondasi untuk berdiri. Karena tanpa cinta, dirimu akan hampa. Bukan begitu?
Ketiga, selalu sayangi Eomma-mu. Sesering-seringnya kau curhat pada Appa jika Eomma terlalu cerewet. Ingatlah, ia tetap ibumu. Orang yang membuatmu berada di dunia ini (Selain Appa, kkk~)

   Terkait pesan Appa yang kedua, Appa dan Eomma-mu sudah menyiapkan sebuah rencana yang ada sejak dulu. Kau penasaran bukan? Apa yang kau bayangkan saat ini? Sepatu baru? Gaun baru? Kamar baru? Atau boneka raksasa baru untuk menemani Cotton disamping tempat tidurmu? Bangunlah dari mimpi-mimpi kecil nan konyolmu itu Seoyeon!

      Mungkin ini sedikit mengejutkan bagimu ataupun lebih Appa tidak tahu karena Appa tidak bisa melihat wajahmu secara langsung. Kau akan menikah dengan anak teman baik Appa saat usiamu menginjak 22 tahun. Senang? Sedih? Terkejut? Menangis? Marah? Tidak terima? Appa tidak tahu apa yang terlintas di hati kecilmu saat ini. Appa tahu, dari dulu kau adalah penipu ulung dalam perasaan dan isi hatimu.

       Tolonglah, Seoyeon. Turutilah perintah Appa yang satu ini. Jangan buat Eommamu marah dan sedih karena tingkahmu. Appa tahu, kau suka membantah perintah Appa ataupun Eommamu. Tapi turutilah hal satu ini ya sayang. Appa yakin kau akan bahagia nantinya.
Nb : Calon suamimu itu anak yang tampan dan baik lho, kkk..




Seoul, 26 Agustus 2008

Dari Appamu Yang Kini Disurga

Son Eun Jo


           Aku hanya bisa menangis dan menganga ketika selesai membaca surat wasiat dari mendiang Appaku. Bagaimana tidak? Rasa rindu yang terpendam sejak lama kini menyeruak memenuhi seluruh sudut hatiku. Dan parahnya, kenapa aku harus dijodohkan saat usiaku 22 tahun? Kenapa? Kenapa! Dan kenapa!!!

“Jadi bagaimana Seoyeon? Apa kau setuju akan hal itu?”tanya ibuku memecah kebingungan yang sedang kurasakan.

“.........”

“Maafkan eomma sayang. Jika surat itu sudah eomma berikan padamu sejak 2008, kau pasti akan kabur dari rumah dan pergi entah kemana”ucap eommaku dengan lembut. Namun aku tak berselera untuk menjawab hal satu itu.

“Appa dan eomma yakin hal ini akan membuatmu bahagia.”

        Aku yang merasa tak terima langsung berteriak dan berkata, “Bahagia bagaimana, eomma? Aku baru bisa mencapai kesuksesan untuk menjadi model sejak akhir 21! Dan kenapa eomma tega menghancurkan segala mimpiku sejak kecil! Kenapa eomma tidak merundingkan hal ini denganku dari lama!”bentakku pada ibuku yang kini sudah mulai meneteskan air mata.

“Mana mungkin! Jika hal ini kurundingkan padamu sejak kau masih 5 tahun, kau mana mungkin mengerti!”ucap ibuku sambil menangis dan membenamkan wajahnya diantara kedua telapak tangannya. Jujur aku tak tega ketika melihatnya berlinangan air mata seperti ini. Bagaimanapun ia juga ibuku, orang yang merawatku sejak kecil.

     Aku segera bangkit dari kursi dan menyambar tas putih yang ada disampingku, berniat untuk naik kekamar dan menjernihkan pikiranku. Aku tak tega melihat ibuku itu berlinangan air mata didepan mataku.

“Seoyeon”

Suara serak ibu membuatku mau tak mau menoleh kearahnya kembali menatapnya. “Pikirkan lagi hal itu baik-baik. Bagaimanapun itu pesan terakhir Appamu pada dirimu.” Aku yang bimbang akhirnya meninggalkan ruang keluarga. Dengan mata buram dan linangan air mata, aku menaiki tangga menuju kamarku yang damai. Aku butuh Sojung untuk hal ini...

[ Kyuhyun Part ]

      Tepat jam 11 malam aku baru sampai di dorm. Member lain langsung bersembunyi di liang persembunyian mereka lengkap bersama bantal dan guling masing-masing. Acara minum soju dan anggur beras di bar tadi cukup menyenangkan. Kangin hyung dan Shindong hyung benar-benar mabuk hingga mereka harus dipapah oleh Leeteuk hyung ke kamar masing-masing. Semuanya minum kecuali 2 orang yang paling anti alkohol. Siapa lagi jika bukan Yesung hyung dan Donghae hyung? Kriingg, Kriingg...

Dengan malas-malasan, kuterima panggilan tersebut sambil merebahkan diri diatas kasur. “Yeoboseo?.”

“Ah Kyuhyun sayang. Bagaimana kabarmu? Sehat-sehat saja kan?.” Suara ibuku terdengar diujung sana. Ia terdengar bahagia, lebih bahagia dari biasanya. Ada apa ini?

“Kau habis minum-minum ya bersama hyung-hyungmu itu?”

Aku menoleh kebelakang manakala Donghae hyung datang membawa lakban untuk menutup mulut bawelku ini. Ternyata aku hanya mendapati tubuh Sungmin hyung berbalut selimut dan tidur dengan damai. “Darimana ibu tahu?.”

“Kau tak konsentrasi saat diajak bicara”protes ibuku disebrang sana. “Kapan kau pulang? Nunamu Ahra akan pulang ke Nohwon 3 hari lagi”ucap ibuku membuyarkan bayanganku.

Bayangan kakak cantikku yang tersenyum manis sudah berkelebat kesana kemari didalam kepalaku. Kalian tahu kan jika kakak cantikku itu sukses membuat hyung-hyungku iri berat? “Hah? Nuna akan pulang? Asyik, aku benar-benar rindu padanya!.”

“Ya! Kau tak rindu pada kami, Cho Kyuhyun!”protes Appaku yang berhasil merampas telepon dari ibuku yang dari tadi hanya sibuk berbasa-basi padaku. “Haha, tentu saja aku juga rindu pada orang tuaku”ucapku sambil tertawa.

“Kyuhyun”

“Mmmhhmm..”

“Eomma ingin bilang sesuatu padamu”

Aku sudah mencium bau-bau tidak beres dari nada dan ucapan ibuku. “Mau bilang apa eomma? Silakan”

“Bagaimana jika musim salju tahun ini kau menikah? Appa dan eomma sudah menjodohkanmu dengan seseorang.” Aku sama sekali tak menjawab pertanyaan ibuku barusan. Kerongkonganku terlanjur kering saking kagetnya. Bagaimanapun juga aku hanyalah Magnae innocet dalam hal ini!

“Menikah? Musim salju ini? Dengan siapa?”ucapku agak tergagap-gagap menanggapi permintaan ibuku barusan.

     Disatu sisi, aku masih ingin berkarya bersama Super Junior. Tapi disisi lain, aku tak tega menolak permintaan orang tuaku yang ini. Aku juga sadar diri bahwa diriku sudah mulai tua. Tahun depan berumur 26 tahun itu sudah tak bisa dikategorikan sebagai orang yang masih muda bukan?. “Dengan anak mendiang teman Appa. Dulu kalian pernah bertemu saat masih kecil”ucap Appaku menjawab pertanyaanku tadi. Anak teman Appa? Siapa dia?

“Dia pintar masak kok. Jadi kau tidak perlu khawatir kantongmu jebol atau mati kelaparan”ucap ibuku panjang lebar. Aku semakin tidak minat meneruskan percakapan jika topiknya terkait hal ini.

“Eomma, aku tidur ya. Aku tadi menghabiskan 1 botol anggur beras sendirian”ucapku sambil memelas pada ibuku. Jujur saja mataku sudah benar-benar berat dan keseimbanganku pun mulai goyah.

“Lain kali eomma hajar kau jika sering minum-minum ke bar!”ucap ibuku dengan garang. Selesai memelas dengannya, akhirnya ibuku mengizinkan aku untuk tidur. Sebenarnya, aku masih merenungkan tentang masalah pernikahan itu. Namun mataku tetap memaksaku untuk terpejam dan melupakan masalah itu beberapa puluh jam kedepan hingga aku tiba di Nohwon 2 hari lagi..

[ Seoyeon Part ]

“Hentikanlah tangisanmu itu, Seoyeon. Pikirkan perasaan Appamu yang kini di surga, pikirkan juga perasaan Eommamu. Bukan perasaanmu seorang. Jika perjodohan itu sudah ada sejak kau berumur 5 tahun, pasti tidak mudah membatalkan semuanya seperti membalikkan telapak tangan.” Suara Sojung terdengan diujung telepon. Aku masih sesenggukan sambil bersandar di dada Cotton yang basah karena air mataku.

Sojung mendesah panjang diujung telepon, “Orang tuamu pasti sudah memikirkan hal ini masak-masak sebelum memberitahukannya padamu”ucap Sojung berusaha bijak padaku.

“Tapi Sojung... Ba, bagaimana dengan mimpiku menjadi model?”ucapku masih sesenggukan, namun sudah tidak separah tadi.

          Sojung hanya diam saja dan menungguku menangis disambungan telepon. “Lihatlah jam berapa ini. Pikirkan hal itu sematang mungkin, Seoyeon. Semua jawaban pertanyaanmu itu hanya ada didalam dirimu.” Ucapan Sojung barusan benar-benar menggelitik hati kecilku. Benar, aku tak boleh egois. Bagaimanapun juga ini pesan terakhir dari Appa. Hal ini akan kupikirkan baik-baik. Aku tak mau mengecewakan Appa dan Eomma.

[ Author Part ]

            Seoyeon turun dari kamarnya menggunakan kaus lengan panjang dan celana panjang karena ia menyadari suhu hari ini sudah menyentuh 1o celcius. Ia melihat ibunya yang duduk di meja kecil yang ada di balkon sambil menatap keramaian diluar apartemen. Seoyeon berusaha meyakinkan hatinya sekali lagi. Untuk terakhir kalinya, ia mengambil nafas panjang sebelum menghampiri ibunya yang sibuk menyulam taplak putih dan menyeruput kopi yang mengepul. Seoyeon berdiri didepan jendela geser raksasa yang sekaligus menjadi sebuah pintu menuju balkon.

“Rupanya kau sudah bangun ya, Seoyeon. Duduklah, akan eomma buatkan segelas kopi hangat untukmu pagi ini”sambut ibu Seoyeon dengan ramah. Gadis tinggi itu menarik kursi diseberang ibunya dan menggelengkan kepala.

Seoyeon menatap ibunya sekali lagi untuk meyakinkan jawaban yang sudah ia pikirkan sejak 2 hari yang lalu. “Eomma, aku setuju soal perjodohan di surat wasiat Appa itu.” Ucapan itu barusaja meluncur dari bibir tipis Seoyeon, yang tak mungkin ia tangkap lagi untuk kembali.

“Ne? Aigo!. Eomma akan mengabari keluarga calon suamimu dulu tentang hal ini!”ucap ibunya bersemangat.

Seoyeon memperhatikan raut wajah ibunya sudah berubah drastis sebelum dan sesudah mengucapkan kalimat persetujuan itu. Ibunya terlihat manggut-manggut dan mencatat beberapa percakapan yang ada. Ah semoga aku tak menyesal dengan keputusanku ini, batin Seoyeon dalam hati.

***

Kyuhyun semakin merapatkan jaket hitam miliknya. Ia menatap Appa, Eomma dan Nunanya bergantian. Mereka semua asyik menikmati sarapan yang sudah disiapkan oleh kakaknya, Cho Ahra. Ia sudah memikirkan tentang perjodohan itu 2 malam penuh. Dan 2 malam pula ia mendapat Insomnia hingga matanya berkantung seperti saat ini. Kyuhyun meletakkan sumpitnya diatas piring dan menimbulkan bunyi cukup keras karena suasana hening sedang menyelimuti meja makan.

“Kenapa tidak dilanjutkan makannya?”tanya Ahra pada adik laki-lakinya yang kini termenung menatap kedua orang tuanya dan dirinya.

Kyuhyun mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, “Aku setuju tentang perjodohan yang sempat kita bicarakan sejak 3 hari yang lalu”ucapnya agak lantang.

“Ne? Aigo! Tadi keluarga calon istrimu juga menelpon menyatakan persetujuannya. Astaga, kalian benar-benar berjodoh!”ucap ibu Kyuhyun heboh. Appanya juga tak kalah bahagia dengan pernyataan Kyuhyun barusan.

Cho Ahra masih menatap adik laki-lakinya yang terlihat menahan tangis disudut matanya. “Lantas bagaimana dengan Super Junior, Kyu?”tanyanya pada Kyuhyun. Adiknya itu hanya mendangak dan menjawab singkat, “Itu akan kupikirkan nanti setelah menikah, nuna”ucap Kyuhyun sambil mendorong kursi meja makan dan berlalu masuk ke kamarnya.

~ To Be Continue ~