Judul : Oh, I Love You!
By :
min Sooyeon ( @firdaa_ningrum )
Type : Part 3
Genre : Romance, A Little Bit Comedy, No Yadong!
Cast : Cho Kyuhyun, Son Seo Yeon
NB : Fanfict ini
bukanlah hasil copy paste, pencurian ide, ataupun tindakan serupa lainnya.
Sesuai namanya, fanfict yang ditulis tidaklah asli dan hanya rekayasa. Jika
ingin dipublikasikan kembali, tolong cantumkan nama blog ini ya ^^
[ Seoyeon Part ]
Gereja sudah dipenuhi oleh beberapa tamu undangan yang
diundang lewat undangan yang kupikir cukup "WOW" . Aku duduk menatap kaca ruang rias yang
memantulkan bayanganku. Disana terlihatlah pantulan diriku yang menggunakan
gaun putih dengan bagian belakang yang panjang dan rambut yang dimodel
sedemikian rupa lalu diberi bunga putih cukup lebar sebagai hiasannya. Aku juga
sudah membawa sebuah karangan mawar putih yang cantik.
“Seoyeon, kau sudah
siap?”tanya seorang perempuan yang aku tak tahu siapa dia. Aku hanya mengangguk
kecil dan memperbaiki posisi gaunku.
Dengan didampingi kakak dari Appa, aku berjalan lambat
menuju altar untuk pengucapan janji suci. Ketika aku mulai berjalan di red
carpet di area gereja, semua pengunjung langsung berdiri menyaksikanku. Mereka
sibuk membisikkan sesuatu yang rata-rata mengatakan “Dia cantik sekali ya”. Diujung
altar gereja, kulihat seorang pastur paruh baya dan seorang pemuda tinggi yang
mengenakan kemeja putih, tuksedo dan celana hitamnya. Ia juga mengantongi
sebuah mawar putih di kantong kirinya. Faktanya, hingga detik ini aku belum
tahu siapa pemuda yang akan menjadi suamiku. Ironis bukan?
Mataku menjelajah mencari-cari sosok ibuku. Namun
pandanganku berhenti ketika menatap beberapa member Super Junior seperti
Eunhyuk, Ryeowook, Yesung, Donghae, Siwon, Sungmin, Shindong, dan Kangin. Bahkan
aku juga melihat Onew, Changmin, dan beberapa orang lainnya yang sering
terpampang di TV-TV. Dalam rangka apa mereka datang ke acara pernikahanku?
Pasti eomma lah yang mengundang mereka kemari, gumamku dalam hati. Sosok pemuda
diujung altar semakin jelas dan, taukah kalian siapa pemuda itu? Cho Kyuhyun!
Ya! Pemuda itu Cho Kyuhyun! Bagaimana mungkin aku akan menikah dengan Cho
Kyuhyun yang sempat tertabrak dan tertindihi olehku. “Kamu?”bisikku pada
Kyuhyun yang kini menatapku dengan wajah innocent.
Seusai janji suci, ia menyematkan sebuah cincin emas
putih di jari manisku. Awalnya aku berharap cincin itu tidak muat atau mendadak
entah kemana agar pernikahan ini berhenti berlangsung. Namun doaku tak
dikabulkan oleh Tuhan. Cincin itu malah dengan mudahnya masuk dan terpasang pas
di jari manisku.
“Sekarang giliranmu
yang memasangkan cincin ke tanganku”ucap Kyuhyun setengah berbisik agar si
pastur tidak mengiranya seorang pemuda tampan yang menikahi seorang wanita
bodoh. Mau tak mau aku memasangkan cincin itu ke jari manis Kyuhyun yang kini
sudah resmi menjadi suamiku. Sirna sudah harapanku untuk menikah dengan
Ryeowook oppa jika Kyuhyun sudah resmi menjadi suamiku mulai 5 menit yang lalu,
di tanggal 29 Desember 2012.
[ Kyuhyun Part ]
Jujur aku belum mempercayai akan status baru yang
kusandang sejak beberapa jam yang lalu. Gadis itu, Son Seo Yeon, telah resmi
menjadi istriku terhitung mulai 29 Desember 2012. Dialah gadis yang sempat
menabrakku seusai Fans Signing itu. Dia memang cantik, tapi aku bersyukur
tingginya hanya 165 cm. Setidaknya ia tidak akan menyaingi tinggi tubuhku,
kecuali ia pakai high heels.
Tepat jam 4 sore, acara pun sudah selesai. Semua member
memberiku ucapan selamat dan selamat berbulan madu padaku. Bulan madu?
Boro-boro bulan madu dengan gadis yang tak kukenal itu. Aku lebih ingin
menghabiskan waktuku bersama game malam ini. Dan naasnya aku, semakin aku
berusaha menjauh darinya semakin dekat pula jarak yang ada diantara aku dan
gadis itu. Contohnya didalam mobil pengantin ini. Rupanya orang tua kami ingin
memaket kami ke penginapan di Gunung Seorak untuk berbulan madu. Mereka benar-benar
ingin melihat kami pergi dari rumah mereka dan tinggal di rumah kami berdua.
Kulihat Seoyeon, aku masih enggan menyebut ia dengan
sebutan istriku apalagi sayang ataupun yeobo, sudah meletakkan kepalanya ke
kaca mobil. Sesekali ia menghela nafas panjang sambil memejamkan mata. Aku
bosan jika harus melihat gadis itu yang hanya megap-megap mengambil nafas
panjang dan mengembuskannya. Kukeluarkan jurus ampuhku untuk melawan bosan yang
mulai menghantui diriku. Siapa lagi jika bukan simpananku si PSP hitam metalik
yang sejak sebelum janji suci sudah kusembunyikan dibalik tuksedo hitamku.
Kaget? Silakan, aku tak melarangnya.
“GYAAA!!!”teriakku
cukup keras karena Mario Bross milikku baru saja diserang oleh kura-kura
berputar nan kurang ajar itu.
BLETAK!!! Terdengar
suara jitakan yang cukup keras mendarat diatas kepala kecil nan jeniusku.
“Arghh, sakit!”ucapku tidak terima.
“YA! Jangan berteriak
didalam mobil BMW seukuran ini, bodoh! Kau bisa membuatku mati jantungan!.”
Rupanya gadis itu menjitakku menggunakan tangan rampingnya.
“Tapi jangan menjitak
juga, babo! Aku dan dirimu lebih tua aku 3 tahun!”protesku tidak terima pada
gadis yang masih menggunakan gaun pengantin itu.
“Aku tak segan-segan
menjewermu jika kau berteriak karna kalah main game lagi!.” Gertakan gadis itu
cukup menantang otakku untuk memojokkan dirinya.
“Aku suamimu bodoh!
Bersikaplah sopan pada suamimu sendiri!”
“Apa? Suami? Masa ada
seorang suami yang gamers tidak ketulungan sepertimu?”
Aku lebih memilih diam dan mematikan PSP-ku. Aku tak mau
dijitak gadis itu lagi hanya gara-gara aku kalah main game. Setahuku, seberisik
apapun aku berteriak di dorm, tak ada satupun hyung-ku yang menjitak kepala
kecil nan jeniusku ini. Tidak seperti gadis ini. Baru menjadi istriku beberapa
jam saja sudah berani menjitakku. Bagaimana beberapa bulan kedepan? Bisa-bisa
aku udah babak belur dan masuk rumah sakit seminggu 2 kali.
[ Author Part ]
Seoyeon dan Kyuhyun tiba disebuah hotel dimana orang tua
mereka sudah memesannya untuk acara berbulan madu. Seoyeon langsung turun dari
mobil meninggalkan Kyuhyun dan supir yang mengantar mereka bersusah payah
mengangkat 2 koper yang cukup berat. Gadis itu melenggang santai dengan buntut
putih nan panjang dari gaun putihnya menuju kamar yang sudah dipesankan oleh
orang tua mereka berdua. Ketika pintu kamar sudah dibuka, Seoyeon segera
merebahkan diri keatas kasur bersprei putih dan empuk. Membiarkan Kyuhyun
menggeret 2 koper sendirian memasuki pintu.
“Ya! Kau pikir tubuhmu
itu tidak bau, hah?”ucap Kyuhyun yang sudah menggantungkan sebuah handuk biru
tua di pundak kirinya.
“Nanti saja, aku masih
malas”sahut Seoyeon sambil membenamkan wajahnya diantara bantal-bantal yang ada.
Dengan tanpa ampun, Kyuhyun menarik tangan Seoyeon untuk
bangun dari kasur dan pergi mandi. Ia juga melempar sebuah handuk tepat didepan
wajahnya. “Ya! Jangan begitu!”teriak Seoyeon pada Kyuhyun yang sudah mulai
jail.
“Kau mandi dulu! Baru
boleh tidur!”seru Kyuhyun agak lantang. Lalu ia membanting pintu kamar mandi
saking kesalnya pada Seoyeon.
Sambil
manyun-manyun, Seoyeon berjalan mendekati koper, berusaha mencari piyama
tidurnya yang sempat ia siapkan kemarin. Naasnya, ia malah menemukan baju-baju
tipis. “Ya! Baju macam apa ini! Tak adakah baju yang lebih waras selain
ini?”ucap Seoyeon sambil melempar satu persatu baju tipis itu tepat kewajah
Kyuhyun yang baru keluar dari kamar mandi.
“Ya! Jangan melempar
bajumu kewajahku, babo!”ucap Kyuhyun sambil melempar balik baju-baju tipis yang
sempat dilemparkan Seoyeon kewajahnya.
“Bajuku? Aku tak punya
baju semacam itu! Pasti ini kerjaan eommaku!”
Kyuhyun menatap Seoyeon malang yang kini berjongkok
menatap isi kopernya. Ia merasa kasihan pada gadis itu. Pakai gaun putih
sepanjang itu pastinya berat dan cukup gerah jika dipakai lama-lama. Kyuhyun
ikut berjongkok mendekati kopernya, berusaha mencari-cari barangnya yang untung
belum diacak-acak isinya oleh eommanya.
“Pakai ini. Setidaknya
ini lebih nyaman ketimbang kau pakai gaun putih itu terlalu lama.” Kyuhyun
menyodorkan sebuah sweater miliknya. Ia yakin tubuh kecil Seoyeon benar-benar
cukup untuk mengenakan sweater miliknya.
“Benarkah? Asyik”ucap
Seoyeon sambil menerima sweater dari tangan Kyuhyun. “Itu bukan untukmu lho.
Aku hanya meminjamkannya padamu”protes Kyuhyun pada Seoyeon yang sudah
berjingkat-jingkat kedalam kamar mandi. Ia hanya mengacungkan jempolnya tanda
mengerti. Dasar gadis aneh, batin Kyuhyun dalam hati.
[ Seoyeon Part ]
Aku keluar dari kamar mandi dengan menenteng gaun putih
berat itu di tangan kananku. Kuselempangkan handuk biru muda yang sempat kubawa
kemarin. Untung ibuku tidak meninggalkan handukku itu. Jika ibuku sudah
kelewatan, mungkin ia juga membuang handukku itu agar aku bisa satu handuk
dengan si bodoh, panggil Kyuhyun si bodoh, oke?
“Sweaterku 3 kali lipat
ukura badanmu ya?.” Suara berat itu menyapaku seusai mandi. Kulihat tubuh
rampingku berbalutkan sweater biru milik Kyuhyun. Memang benar katanya. Sweater
ini panjangnya menyentuh separuh pahaku. Berarti biodatanya yang tersebar di
internet soal tinggi tubuhnya yang menyentuh angka 180 cm itu memang benar.
Kurebahkan tubuhku keatas kasur hotel. Saat mataku hampir
terpejam, tiba-tiba gempa lokal terjadi diatas tempat tidur. Kulirik kearah
kiri, dan kudapati seorang Cho Kyuhyun juga merebahkan diri disampingku sambil
menggenggam PSP hitam metalik miliknya. Menyadari keberadaan pemuda itu,
kugeser tubuhku ke bibir kiri si kasur putih untuk menghindari si bodoh
penggila game itu. Entah sudah berapa kali ia berteriak-teriak gara-gara kalah
main game. Ingin rasanya kubanting PSP itu atau kucelupkan kedalam lubang WC
yang setia menanti mangsanya.
“GYAAAA!!!!” Lagi-lagi
si bodoh itu berteriak dengan kencang. Dan untuk ke beberapa kalinya, aku tak
bisa tidur gara-gara teriakannya yang menggema diseluruh sudut ruangan.
Dengan kesal kutekan
tombol off yang ada pada lampu. “Hey! Kenapa dimatikan! Gelap tau!”protes
Kyuhyun yang aku tak tahu ia ada dimana saking gelapnya ruangan ini.
Untuk beberapa saat, aku berusaha tidak mendengarkan
ocehan yang keluar dari mulut bawelnya itu. Hingga akhirnya ia terdiam dan
tidak berbicara sedikit pun padaku lagi. “Akhirnya dia tidur ju....” GROOOOK!!! GROOOOK!!! Setelah penderitaan
jeritan dahsyatnya, kini aku harus menanggung suara berisik baru, dengkurannya!
Aku bangkit dan mencari bantal sofa untuk menutup mulutnya yang kian berisik
itu. Karena gelap, akhirnya aku mengurungkan niatku untuk menutup mulut bawel
si Cho Kyuhyun ini. Kenapa aku harus se-sial ini, gumamku dalam hati sambil
menutup telinga rapat-rapat.
~ To Be Continue ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
No Silent Readers! Give a comment is EASY Right?... Gomawoyo^^