Title : Donghae's Weekend "Another Intimate Note"
Episode : 1
Genre : Friendship, Comedy
Type : Oneshot
Rating : General
Cast :
- Lee Donghae
- Lee Hyukjae/Eunhyuk
- Other Super Junior Member
- Park Yoonseo (OC)
Annyeonghaseyo ELF! Kali ini admin bawa FF oneshot tentang keseharian seorang Lee Donghae.. Nah di FF ini nyeritain asal muasal Lee Donghae bisa deket sama seorang Lee Hyukjae.. Asik kan? Penasaran? Lanjut dibaca aja yah...Hope you Like it and Happy Reading guys~
[Donghae’s POV]
“Oppa, boleh aku bertanya?”
“Ne, chagiya.”
“Apa kau mencintaiku?”
“Kau meragukanku, Min Ah-ya? Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu.”
“Jinjja?”
“Apa kau melihat kebohongan di mataku ini?”
Gadis itu menggeleng pelan sambil tersenyum. Lalu dia
perlahan mendekat. Sepertinya sebentar lagi ia akan menciumku. Aku langsung
memejamkan mata. Ia sudah dekat. Sangat dekat hingga nafasnya bisa ku rasakan.
“Oppa?”
“Hm?”
“Bangun!”
“Mwo?”
“Bangun tukang tidur!” tiba-tiba suara gadis itu
berubah seperti Leeteuk Hyung.
Seketika aku membuka mataku yang masih berat. Namja yang mengusik momenku itu malah
membuka korden lebar-lebar sehingga mataku menyipit.
“Yak! Hyung!”
bentakku dengan suara parau. Orang ini tidak akan menyerah untuk membangunkanku
dengan cara apapun. Aku yakin sebentar lagi ia akan meneriakiku lalu
menjatuhkanku dari ranjang atau mungkin mencabut bulu kakiku seperti biasanya.
“Donghae-ya,
Jangan memancing emosiku!” seru Leeteuk Hyung
agak meninggikan suaranya.
“Aggghh... Hyung!”
aku menutup wajahku dengan selimut.
“Ppali!
Donghae-ya!” teriaknya di dekat
telingaku.
Aish, jeongmal! Kalau saja
namja ini dongsaeng-ku, sudah ku telan bulat-bulat dari tadi. Dengan gusar
aku bangkit dan melangkahkan kakiku keluar kamar sambil melirik Leeteuk Hyung dengan tatapan
sekarang-kau-puas-kan. Sepertinya orang itu tahu maksud tatapanku. Dia
tersenyum puas, sedangkan aku tersenyum kecut. Ya, terkadang namja itu menyebalkan.
Aku melanjutkan langkah gontaiku menuju dapur - tempat
Ryeowook bersemayam. Pagi ini aku lapar sekali. Aku ingin namja jago masak itu membuatkanku sesuatu. Entah ramyun, kimbab atau apapun yang bisa dimakan. Kepalaku tengak-tengok
mencari keberadaan Ryeowook yang biasanya berkutat di dapur. Ternyata namja itu lenyap entah kemana. Sialnya,
mataku malah menangkap makhluk menjengkelkan yang sedang duduk sendirian di
ruang makan tentunya bersama kesibukan lamanya - game. Aku memasuki ruang makan
berharap mendapatkan secuil makanan dan semoga saja makhluk itu tidak
mengusikku.
“Telat bangun lagi? Dasar pemalas!” ucap Kyuhyun - si
Setan Kecil itu saat memergokiku. Aku tidak mengerti kenapa bocah ini selalu
cari masalah padahal aku sama sekali tidak mengganggunya.
“Yak,
beraninya kau mengata...”
“Diamlah, Hae-ya!
Aku sudah tahu kau akan bilang itu.” potong Kyuhyun tanpa memperhatikan lawan
bicaranya.
Magnae tidak tahu sopan-santun ini memang selalu begini apapun
keadaannya. Bocah ini membuatku frustasi setiap hari. Ya, setiap hari aku
mengalami penderitaan karena dikelilingi orang-orang abnormal. Termasuk magnae
mengerikan ini.
“Cho Kyuhyun! Kau.. Kau cari mati? Hah?” aku
membentak Kyuhyun sambil memelototinya. Tapi magnae itu malah melengos seakan menganggap
aku tidak ada. Menyedihkan sekali bukan? Di posisiku ini hanya ada mengalah,
mengalah dan mengalah karena si magnae itu yang pasti menang.
“Arraseo...”
Suaraku terdengar bergetar saat mengucapkan itu tapi aku harus terlihat cool di depan bocah setan ini. Aku
berjalan menghampiri Kyuhyun yang masih asyik dengan benda bodohnya - PSP.
“Sepertinya aku harus mengalah dengan adik manis kita.”
kataku tertawa renyah sambil mengacak-acak rambut Kyuhyun. Aku tahu bocah ini
tidak akan suka jika dipanggil adik manis. Ekspresinya sekarang berubah. Aku
yakin dia sedang menatapku jengkel.
“Donghae-ya!
Berhenti memanggilku adik manis!” seru Kyuhyun sebal.
“Kau sendiri? Berhenti memanggilku ‘Donghae-ya’!” jawabku santai. Aku memperhatikan
sepiring kimbab yang tadi tergeletak
manis di depan Kyuhyun. Rupanya bocah ini belum sarapan saking sibuknya dengan
game.
“Kau tidak keberatan kan?” ucapku seraya mengambil sepiring
kimbab itu lalu berlari keluar ruang
makan.
“Hyung!!!”
teriak Bocah Setan itu, sementara aku berlari sambil tertawa keras.
Hahaha...
Bocah nakal itu sekali-kali harus diberi pelajaran dan... Tunggu, ini baru
pertama kalinya bocah itu meneriakiku dengan sebutan Hyung. Padahal biasanya dia mengataiku entah Ikan Keranjang, Ikan Tolol
atau sebutan aneh lainnya. Aku terseyum geli. Akhirnya bocah itu bisa juga
mengatakan “Hyung”.
Aku menengok ke belakang, ternyata bocah itu tidak
mengejarku. Akhirnya aku bisa hidup tenang dengan kimbab ini. Sekarang aku ada
di ruang tengah. Mataku mulai mencari-cari tanda kehidupan di ruangan ini.
Ternyata sepi. Kemana semua orang? Padahal biasanya ruang tengah tidak pernah
sepi begini. Yah, setidaknya selalu ada Yesung Hyung yang menonton TV. Tapi kali ini benar-benar sepi kecuali
Heebum yang dari tadi mondar-mandir dihadapanku. Ahhh, ini menyenangkan bukan?
Sendiri di ruang tengah tanpa ada yang mengganggu. Aku merebahkan tubuh di sofa
lalu menyalakan TV.
“Ishh... Apa tidak acara yang bagus?” aku mendengus
kesal. Jariku menekan-nekan tombol remote
berulang kali.
“Jangan seenaknya mengubah chanel!” tiba-tiba suara
bass yang terdengar di telingaku membuatku buru-buru menoleh ke samping.
“Aigooo!!!”
seruku saat melihat Yesung Hyung yang
entah dari mana duduk di sebelahku. Sontak aku menjauh sambil mengelus dadaku -
Kaget karena makhluk di depanku ini.
“Memangnya aku hantu?” ucap Yesung Hyung dengan wajah datarnya. Seperti
biasa.
“Hyung,
kau membuatku kaget saja!” kataku masih dengan ekspresi sama. Yesung Hyung menatap sepiring kimbab yang ku bawa dan aku sudah tahu
arti tatapannya.
“Mau?” Aku menyodorkan piring itu ke hadapannya.
Namja
itu malah menggerak-gerakkan tangannya tanda menolak. Ahh.. Aku sudah tahu
kalau Yesung Hyung memang sedikit jaim. Begitu kimbab ini ku tinggal pasti
ia akan memakannya. Yah, begitulah dia.
Aku menaikkan bahuku lalu memakan kimbab itu sendiri sambil menonton TV.
Sekarang yang ku tonton ini adalah acara favorit Yesung Hyung. Apa lagi kalau bukan drama yang menurut orang “menguras air
mata”. Tapi bagiku acara seperti itu sama sekali tidak ada hiburannya.
Membosankan.
“Hyung,
kau tidak bosan? Bukannya kau sudah menonton ini 1000 kali lebih?” tanyaku lalu
menguap lebar.
Manusia disampingku ini tidak merespon pertanyaanku.
Urat-urat syarafnya sepertinya sudah teracuni dengan drama absurd itu. Ah, sepertinya aku sedang berbicara dengan patung
sekarang.
“Kau itu berlebihan sekali. Aku baru menontonnya 18
kali dan ini yang ke-19.” balasnya setelah beberapa saat otaknya mencerna
kalimat. Aku mengangguk-angguk mengerti padahal sebenarnya acuh tak acuh.
10 menit kemudian aku masih duduk di samping Yesung Hyung dengan drama yang sama. Sebenarnya aku ingin sekali mengganti
chanel, tapi sayang remotenya diampit
di ketiaknya. Aku tidak pernah berpikir mengambilnya. Remote yang terkontaminasi ketiak Yesung Hyung bisa saja mematikan. Aku lebih baik terperangkap dengan drama
aneh ini dari pada harus mengambilnya. Hiii.. Membayangkannya saja sudah
mengerikan.
15 menit kemudian...
DING-DUNG
Suara bel tiba-tiba terdengar sewaktu aku nyaris
tertidur gara-gara drama konyol itu. Ku lihat namja yang ada di sampingku masih setia melotot di depan TV.
“Hyung,
kau yang buka!” ucapku memberi kode padanya agar membukakan pintu. Seharusnya
aku sudah tahu perkataanku ini tidak akan ditanggapi.
Lalu, dengan malas aku bangkit dari sofa. Ku lihat
sesosok namja yang mengucek matanya sedang
melangkah gontai. Dengan hanya mengenakan celana pendek, ia berniat membukakan
pintu. Aku kembali duduk di sofa - menunggu namja
itu membuka pintu agar aku tahu siapa yang datang. Lee Hyuk Jae atau yang biasa
dipanggil Eunhyuk itu tidak segera membukakan pintunya. Ia hanya berdiri sambil
mengintip orang yang ada di balik pintu. Lalu tiba-tiba ia bersemangat dan lari
kesana-kemari. Entah ada apa dengan “kesehatan” namja ini. Aku tidak ingin tahu dan aku tidak peduli.
“Ya! Siapa
yang datang?” tanyaku pada namja
kegirangan itu.
“Cari tahu sendiri, Idiot!” jawabnya mengejek.
Aggh.. Monyet Yadong ini benar-benar ingin ku cekik. Ia lalu berlari ke
kamarnya. Sebenarnya ada apa ini? Sepertinya rasa penasaranku lebih besar dari
pada rasa ketidakpedulianku. Aku mengintip lubang yang ada di pintu seperti
yang dilakukan Eunhyuk tadi.
Mataku membuka lebar. Kali ini aku tahu kenapa
Monyet Yadong itu menjadi euforia.
Orang yang dibalik pintu ini adalah seorang yeoja.
Entah ada angin macam apa sampai ada yeoja
yang berkunjung kemari. Oh, atau jangan-jangan salah satu penghuni dorm ini
sudah punya pacar? Tapi itu tidak mungkin! Aku yang tampannya minta ampun saja
belum punya pacar, apalagi yang lain? Oh, atau jangan-jangan dia penggemarku?
Ah, pasti dia penggemarku.
Tanpa berpikir panjang lagi, aku beringsut ke kamar
untuk mengganti bajuku yang lebih layak. Aku membuka lemari lalu mengambil
kemeja kotak-kotak dan jeans biru. Secepat kilat, aku langsung mengganti
bajuku. Jangan sampai Monyet Yadong itu yang duluan membuka pintunya.
“Donghae-ya,
mau ke mana kau?” tanya Heechul Hyung
yang tiba-tiba muncul di ambang pintu.
“Tidak ke mana-mana.” jawabku singkat. Tanganku
masih sibuk memakai jeans.
“Apa maksudmu ‘tidak ke mana-mana’ kalau pakaianmu
seperti itu?” tanya Heechul Hyung lagi.
“Hyung,
simpan pertanyaanmu! Nanti ku jawab.” kataku lalu berlari ke ruang tengah.
Sialnya, ternyata Monyet Yadong itu yang membuka pintunya. Asal tahu saja aku
hanya terlambat 5 detik! Aish! Eunhyuk mempersilahkan yeoja itu masuk. Lalu yeoja
berambut hitam itu masuk ke ruang tengah dengan malu-malu. Aku mengamatinya
tanpa berkedip. Yeoja itu mengedarkan
pandangan ke ruangan lalu pandangannya berhenti ke arah mataku. Demi Tuhan dia
sedang menatapku sekarang. Aigo, dia
menatapku! Yeoja berkulit putih itu
sangat cantik dengan balutan mini dressnya. Dia bahkan lebih cantik dari pada
Min Ah.
“Annyeonghaseyo!”
ucap yeoja itu sambil membungkukkan badannya. Aku membungkukkan badan salah
tingkah. Yeoja itu lalu mendekat ke hadapanku.
“Apa Leeteuk Oppa
ada di dalam?” tanya yeoja itu padaku.
“Untuk apa mencari Leeteuk Hyung? Bagaimana kalau kita berkenalan?” serobot Eunhyuk saat aku
membuka mulutku.
“Panggil aku Hyuk Oppa. Siapa namamu?” ucap Eunhyuk dengan ekspresi yang membuatku
ingin muntah.
“Namaku Park Yoonseo.” jawab yeoja itu.
“Yoonseo-ssi, jangan dekat-dekat dengan makhluk aneh
ini.” aku mendorong Eunhyuk jauh-jauh.
“Kau bisa memanggilku Hae Oppa.” kataku tersenyum miring.
“Eh, i-iya... Hae Oppa.” kata yeoja itu
kikuk.
“Yoonseo-ah,
jangan dengarkan dia!” seru Eunhyuk sambil menutup wajahku dengan tangannya.
Aku memberontak sambil melepaskan tangannya dari wajahku.
“Ya!
Pergilah! Jangan mengusikku!” semburku.
“Aku yang membukakan pintu untuknya. Kau yang
pergi!”
“Ya!
Jelas-jelas Yoonseo tidak menyukaimu!”
“Kau tahu dari mana? Dia tidak suka bau amismu!
Dasar Ikan Keranjang!”
“Ya! Kau
Monyet Yadong! Kau...”
“Mwo?
Kehabisan kata-kata?”
“Ya! Kau
cari mati?”
“Memang!”
“Hyung-deul,
ada apa ini?” suara Ryeowook tiba-tiba muncul.
“Wookie-ya,
Biarkan saja! Mereka memang norak.” suara Bocah Setan itu ikut-ikutan.
“Hae! Hyuk! Bisa kalian berhenti berbuat idiot?”
lanjut Bocah Setan.
“TUTUP MULUTMU!!!” kataku serempak dengan Eunhyuk.
Lalu aku dan Eunhyuk kembali berdebat.
“Bisa kalian diam?” suara Leeteuk Hyung yang agak lembut mencoba
menghentikan pertengkaranku dengan Eunhyuk.
Tapi, masih belum.
“Ya!
Kalian ingin memancing emosiku?”
Masih belum berhenti juga.
“Donghae-ya!
Eunhyuk-ah!” teriak Leeteuk Hyung sambil membekap mulutku dan mulut
Eunhyuk.
“Mau sampai kapan kalian seperti ini?” tanya Leeteuk
Hyung kesal.
“Kangin-ah.”
panggil namja itu seperti memberi
kode.
Kangin Hyung yang ada di
samping Leeteuk Hyung menyerahkan
sesuatu. Sesuatu berbahan logam yang entah apa itu. Lalu Leeteuk Hyung memasangkan benda logam itu di
pergelanganku dan Eunhyuk.
“Borgol?” seru Eunhyuk terkejut. Astaga, jangan
bilang Leeteuk Hyung akan
membiarkanku terperangkap bersama Monyet Yadong ini.
“Dengan begini kalian tidak akan ribut lagi.” ucap
Leeteuk Hyung.
“Borgol ini tidak akan dilepas kalau kalian masih
sering bertengkar.” lanjutnya.
Beberapa detik aku masih diam di tempat. Dunia tiba-tiba
berhenti dan suara Leeteuk Hyung terngiang
di benakku. Aigo, aku bisa mati kalau
dekat-dekat dengan makhluk aneh ini. Siapapun tolong aku! Aku menjerit dalam
benakku membayangkan seperti apa jadinya kalau hari-hariku berubah kelam
gara-gara Monyet Yadong ini.
“Hyung,
lepaskan aku darinya! Jebal! Aku akan
melakukan apa saja asal tidak bersamanya.” aku meraih tangan Leeteuk Hyung sambil berlutut. Namja yang menjadi teman seborgolku ini
juga ikut berlutut mengingat kami terikat dengan borgol sialan ini.
“Lepaskan aku Hyung!
Aku tidak mau menempel dengan namja
amis ini!” rengek Eunhyuk membuatku tambah ingin mencekiknya. Leeteuk Hyung melepaskan tanganku dari
tangannya.
“Andwae!
Itu hukuman untuk kalian.” ujar Leeteuk Hyung
sambil berlalu. Namja itu berjalan
dengan Yoonseo ke arah ruang tamu dan aku hanya memandanginya miris.
“Kalian terlihat romantis. Chugha haeyo!” kata Kyuhyun mengejek.
“YAK!!!”
teriakku membuat Bocah Setan itu kabur.
“Sebenarnya ada apa ini?” Ryeowook dengan
kepolosannya bertanya. Aku tidak menjawab. Terlalu frustasi untuk menjawab.
“Ke mari! Biar ku ceritakan.” ucap Sungmin seraya
berlalu bersama Ryeowook.
Kini di ruang tengah hanya ada aku dan dia. Dia –
orang yang selalu ingin ku cekik. Aku bangkit dari posisiku sebelumnya. Dia
juga sama. Aku tidak mengatakan sepatah kata pun padanya. Lalu tahu-tahu dia
menggeretku.
“Ya! Kau mau apa?” tanyaku. Sejenak aku lupa bahwa
kami terikat. Ke manapun dia pergi, aku juga akan di sana pastinya.
“Aku mau ke toilet.” ucapnya singkat.
“Kau mau membawaku juga? Apa kau tidak waras? hah?”
protesku begitu mendengar ucapannya.
“Lalu apa aku tidak boleh buang air? Begitu? Aigo Ikan Keranjang! Kau tidak tahu
keadaan kita bagaimana?” ujar Eunhyuk dengan nada tinggi sambil
mengibas-ibaskan tangannya.
Aigo,
apa hidup itu semenderita ini? Ke toilet bersamanya? Aish, hal ini benar-benar tidak terlintas di otakku. Siapa saja
bunuhlah aku sekarang!
Namja
itu melanjutkan langkahnya sementara aku pasrah mengekor di belakang. Tunggu
saja, penderitaan ini akan berakhir!
***
Dinner
Time
Penghuni dorm ini selalu bahagia ketika mendapatkan
makanan mereka. Bagiku ini adalah penyiksaan. Bagaimana tidak? Tanganku yang
diborgol adalah tangan kanan sementara aku bukan orang kidal. Gara-gara borgol
sialan ini aku tidak bisa makan. Boro-boro makan, memegang sumpit pun aku tidak
bisa. Terlebih lagi Leeteuk Hyung
memasang borgol dengan menyilangkan tanganku dengan tangan Eunhyuk. Jelas
sekali tangan kananku tidak bisa bergerak. Aigo,
apa aku harus mati kelaparan?
“Mashita...”
ujar Shindong Hyung dengan nada
kumur-kumur.
Namja
penggila makanan ini membuatku beberapa kali menelan ludah. Aku melihat
sekeliling. Semua orang makan dengan lahap termasuk teman seborgolku yang
tangan kanannya terbebas dari borgol. Aku menatapnya.. Ani, maksudku menatap makanan yang akan dimakannya. Aigo, aku benar-benar lapar!
“Hyung,
kau tidak makan?” tiba-tiba suara Ryeowook membuyarkan lamunanku.
Dialah namja
pertama yang peduli padaku. Senangnya masih ada dongsaeng yang baik sepertinya. Tidak seperti... Mataku melirik ke
arah Kyuhyun. Namja itu masih saja mengencani
benda bodohnya sampai-sampai makan malamnya ditelantarkan. Aku berdecak sambil
menggeleng-geleng.
“Hyung?”
panggil Ryeowook karena pertanyaannya tidak ditanggapi.
“Eh, ya? Aku tidak lapar, Wookie-ya.” jawabku sambil tersenyum munafik. Namja itu mengangguk paham lalu
melanjutkan makan malamnya.
15 menit berikutnya, makanan di meja ludes dan
sekarang tinggal piringnya saja. Lalu di mana penghuni dorm lain? Tentu saja
pergi. Sibuk dengan urusan masing-masing. Ironis bukan?
“Kau mau diam di sini terus?” tanya Eunhyuk
sementara aku hanya memutar bola mataku sebal.
“Ya! Ya!
Ada apa dengan Ikan Keranjang sekarang?” Eunhyuk mengamati wajahku lekat-lekat.
“Menyingkirlah! Napasmu itu bau!” seruku sambil
mendorong wajahnya.
Lalu mataku tiba-tiba menangkap sepiring kimchi yang ada di depan Eunhyuk. Aku
lagi-lagi menelan ludah. Monyet Yadong itu mengikuti arah pandangku. Ia
mengangguk mengerti.
“Kau lapar?” tanyanya dengan raut wajah menyebalkan.
“Ani.”
balasku singkat. Eunhyuk justru mendekatkan wajah menyebalkan itu.
“Geotjimal!
Kau lapar kan?” ujarnya tersenyum licik. Ia lalu menyumpit kimchi itu.
“Kenapa kau tidak bilang? Kalau kau bilang, aku bisa
menyuapimu kan?” kata Eunhyuk sambil menyodorkan sesumpit kimchi ke mulutku.
“Aku bilang tidak lapar!” berontakku munafik. Namja itu memaksa aku memakan kimchi. Kemudian kimchi itu sukses memasuki mulutku. Ah, akhirnya aku bisa memakan
sesuatu.
“Dasar munafik!” seru Eunhyuk seraya menyuapiku
lagi. Lagi dan lagi.
Seperti itulah bagaimana aku dan Eunhyuk menjadi
dekat. Berkat kimchi, kemunafikkanku,
dan tentunya borgol ini. Sejak saat itu kami tidak canggung lagi dan akhirnya
menjadi sahabat se-borgol se-mati. Yah, sejak saat itu juga member dorm yang lain agak aneh sewaktu melihat kami berdua. Apalagi si Bocah Setan itu yang selalu memasang tampang absurd. Aku tidak tahu kenapa dan aku tidak peduli dengan apa yang dia pikirkan.
***
[Author’s POV]
Sementara di sisi lain...
“Lihat mereka! Menggelikan sekali! Kekanak-kanakan!”
“Kau itu kenapa Kyuhyun-ah? Bukannya bagus kalau mereka itu dekat?”
“Betul yang dikatakan Siwon. Akhirnya dorm ini tidak
akan kacau karena ulah mereka.”
“Kau pasti iri pada mereka kan?”
“Ah, Hyung!
Apa-apaan?”
“Tidak usah iri. Lagipula kau dan Sungmin lebih kekanak-kanakan
dari pada mereka. Benar kan?”
“Mworago?”
***Kkeut***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
No Silent Readers! Give a comment is EASY Right?... Gomawoyo^^