You Are My Shining Star [Part 8]



Genre  : Romance, A little bit comedy
Typ     : Continued, Novel-lengthFic, SongFic
Rating : PG-13
Cast :
· Ryeowook (SJ)
· Sooyoung (SNSD)
· Taeyeon (SNSD)
· Heechul (SJ)
· Jessica (SNSD)
· Yesung (SJ)
· Other Character
"Annyeonghaseyo, ELF! mimin dengan bangga mempersembahkan Fanfict Romance jreng... jreng... jreng... FF ini hasil kerja sendiri dan bukan hasil PLAGIAT sekali lagi BUKAN HASIL PLAGIAT (sengaja di bold, underline, italic untuk memperjelas keaslian). Comment please kalo ada pendapat, saran, kritikan, typo atau apalah. Don't be silent reader! Dan satu lagi jangan di Bashing ya! bashing itu buang-buang tenaga! Satu lagi boleh yaa..*min, kapan mulainya?* Jangan mem-PLAGIAT karya seni semua postingan blog ini yaa.. Eh, posternya berubah biar ga jenuh! Hehe. Maklum Fanfic ini panjang banget *namanya aja Novel-lengthFic._.v* Satu lagi yah *bunuh mimin bawel* bercanda! Langsung saja cekidot! Enjoy~"


Napas Sooyoung tersengal-sengal karena tertindih badan Ryeowook yang lebih berat darinya ditambah denyut jantungnya yang kian lama mempercepat ritme. Saat itu Sooyoung merasakan detak jantung Ryeowook seirama dengannya. Entah kenapa salju yang menyelimuti punggung Sooyoung tidak terasa dingin baginya. Malah semakin lama semakin panas. Selama sepuluh detik, mereka saling berpandangan tanpa berkedip. Akhirnya Ryeowook lah yang tersadar duluan.

“Mianhae, Sooyoung-ah! Aku terpeleset tadi.” kata Ryeowook sambil bangkit dari posisinya lalu ia membantu Sooyoung berdiri. Sejak Ryeowook bangkit, salju yang tadinya panas saat dirasakan Sooyoung kini menjadi dingin kembali.

“Gwenchanahaseyo? Aku berat ya?” tanya Ryeowook sambil membersihkan salju yang menempel di rambut Sooyoung.

“Ne, Woppa! Kau membuat aku gepeng.” jawab Sooyoung dengan pipi memerah. Sesuatu seperti sedang menjangkiti hati Sooyoung. Sesuatu yang disebabkan oleh pria imut itu. Sesuatu yang menggelitik hatinya bagai tegangan listrik yang memacu jantung. Ryeowook juga merasakan getaran hebat itu. Namun ia lebih pandai menyembunyikan perasaannya dari pada Sooyoung yang salah tingkahnya sudah kelewatan.

“Lupakan topi itu! Aku sudah terlalu lelah. Lagipula sekarang sudah jam 3 pagi. Aku tidak ingin terlambat kerja besok!” kata Ryeowook sambil menggandeng Sooyoung menuju ke dalam rumah. Sooyoung merasakan tangan Ryeowook yang membeku bagai bongkahan es di kutub utara. Dia mengantuk atau kedinginan? Pandai sekali mencari alasan! Batin Sooyoung sedikit kesal. Ryeowook duduk di sofa sambil melepaskan jas cokelatnya. Ia menggosok-gosok tangannya sambil menggigil kedinginan. Melawan salju saja kalah! Payah! Batin Sooyoung saat melihat Ryeowook. Ia lalu berjalan menuju kamar atas hendak mengganti baju yang lebih tipis karena ia sudah kepanasan dengan baju tebal itu.

Selesai mengganti baju, ia menuruni tangga dan tiba-tiba matanya menangkap sosok pria imut yang sudah terbuai mimpi. Ia mendekatinya lalu duduk di samping pria itu. Sooyoung memandangi wajah kalem Ryeowook yang sedang tidur dalam posisi duduk.

“Woppa, aku ingin sekali memakan wajahmu bulat-bulat! Kau itu menggemaskan sekali!” bisik Sooyoung pelan lalu memegang pipi Ryeowook dengan tatapan membunuh.

“Eomo, dingin sekali! Woppa bertahanlah! Akan ku nyalakan pemanas ruangannya.” kata Sooyoung panik sambil menekan-nekan remote pemanas ruangan. Tahu-tahu Sooyoung menuap lebar layaknya kudanil rawa. Ia mulai mengantuk karena suhu sekitar seperti meninabobokkannya. Di bawah alam sadarnya, Sooyoung menaruh kepalanya di pangkuan Ryeowook. Badan dan kaki jenjangnya ia taruh di sisa sofa yang menganggur. Malam itu tidak ada yang menguasai kasur karena sang penghuni rumah lebih memilih tidur di sofa dari pada ranjang yang lebih empuk dan nyaman. 

***

Pagi harinya sekitar pukul 7 pagi, Ryeowook terbangun lalu mengernyitkan dahinya karena pusing. Tiba-tiba matanya terbelalak ketika melihat seorang gadis tidur di pahanya. Semoga dia tidak mengeces di celanaku yang mahal ini! Ha.. Wuaasshh...!!! batin Ryeowook diikuti bersin kerasnya yang sukses membangunkan Sooyoung.

“Aigo, hujannya deras sekali! Aku tidak membawa payung!” jerit Sooyoung tiga perempat sadar.

“Woppa, kenapa hidungmu merah begitu? Kau sakit ya?” tanya Sooyoung tersadar penuh sambil melongo memperhatikan Ryeowook.

“Aniyo, aku tidak sakit. Hanya bersin biasa! Yaa.. Jangan menatapku dengan wajah dungumu! Itu menyebalkan.” bantah Ryeowook sambil bangkit lalu berjalan menuju dapur. Kecemasan Sooyoung bertambah ketika melihat Ryeowook berjalan seperti orang yang habis disunat.

“Woppa kau tidak apa-apa?” tanya Sooyoung yang masih duduk di sofa.

“Ne. Aku mau buat makan malam untuk Ddabong.” jawab Ryeowook lemas sambil meneruskan langkah kakinya. Ddabong? Makan malam? Ini kan masih pagi. Lalu Ddabong itu apa? Batin Sooyoung seraya menggaruk-garuk jidat. Ia menghabiskan waktu tiga menit untuk berpikir keras sebelum ia beringsut ke dapur. Setelah sampai di dapur, ia melihat Ryeowook tengah mengaduk-aduk panci kosong dengan kompor yang menyala. Wuuaassshhh....!!! Kali ini Ryeowook bersin lebih keras dari sebelumnya dan ingusnya meluber sampai masuk ke panci.

“Iuhh... Menjijikkan! Woppa mau memasak sup ingus? Sudahlah tidak usah membantah! Woppa itu sedang tidak enak badan. Pantas saja gerak-geriknya seperti orang sinting.” omel Sooyoung sambil mematikan kompor lalu menuntun Ryeowook ke kamar atas.

“Woppa jangan berkeliaran kemana-mana ya! Tunggu di sini!” perintah Sooyoung seraya menyelimuti Ryeowook lalu berlari menuju dapur. Lima belas menit kemudian, Sooyoung kembali dengan membawa nampan berisi sup yang masih mengepul.

“Nah, sekarang makanlah sup ini! Sup spesial ala Sooyoung yang dijamin menyembuhkan berbagai jenis penyakit akut!” seru Sooyoung antusias sambil menyodorkan sesendok sup ke mulut pucat Ryeowook. Pria itu membuka mulut dan memakan sup yang disuapkan Sooyoung. Tanpa basa-basi ia menyemburkan sup yang ada di mulutnya ke wajah Sooyoung.

“Pahit sekali! Kau tambahkan apa ini?” teriak Ryeowook.

“Auugghhtt... Seharusnya aku bawa payung! Sup seenak ini kok pahit sih? Lidah Woopa saja yang konslet!” jerit Sooyoung sambil membersihkan wajahnya.

“Supnya pahit karena Woppa demam. Woppa harus memaksakan makanan ini masuk, setelah itu minum obat, lalu tidur! Woppa jangan membuatku khawatir seperti ini dong! Woppa harus cepat sembuh!” seru Sooyoung dengan suara menggebu-gebu seperti bintang telenovela. Ryeowook hanya mengangguk kecil lalu mengikuti semua instruksi yang diberikan Sooyoung. Akhirnya Sooyoung keluar dari kamar karena mengira Ryeowook sudah tidur setelah meminum obat demam. Padahal Ryeowook hanya berpura-pura memejamkan mata.

“Asyik, dia sudah pergi!” gumamnya lirih. Matanya kini menangkap tas pujaan Sooyoung yang tergeletak di meja tepat di sampingnya. Wah, saatnya memeriksa buku bodoh itu. Memangnya ada apa sih di buku itu sampai-sampai aku tidak boleh lihat? Batin Ryeowook sambil mengaduk-aduk isi tas Sooyoung dan mengeluarkan buku tebal itu. Ryeowook mulai membolak-balik halaman si buku bodoh satu per satu berusaha mencari informasi penting.

“Buku rongsok berisi tulisan tak berarti ini saja dipelihara. Isinya benar-benar tak bermutu! Hanya diary tentang makanan yang pernah ia makan. Membosankan!” celetuk Ryeowook dengan suara kecil. Tiba-tiba sebuah catatan kecil yang terselip di buku itu menarik perhatiannya.

Impossible Things To Do:
1. Bertemu dan memeluk Appa
2.Melihat Eomma tertawa lepas
3.Eating contest bersama orang spesial (Semua pacarku pasti tidak mau ku ajak makan enak. Sedihnya, mengapa semua orang takut gemuk?)

“Ya iyalah tidak ada yang mau eating contest melawanmu. Ujung-ujungnya juga kalah!” kata Ryeowook berbicara sendiri. Wajah Ryeowook diwarnai tawa setiap membaca tulisan yang dibuat Sooyoung. Sampai akhirnya ia menemukan halaman yang sekejap membuatnya terdiam seribu bahasa.

Prince of My Life (My perfect man):
1.Tampan plus keren
2.Tinggi 180-an
3.Seorang artis atau aktor
4.Pengertian, baik, setia, ramah, penyayang, dll
5.Romantis seperti di Drama Korea

Dada Ryeowook berdebar hebat seakan hidupnya tidak menemui titik terang. Perasaan aneh muncul begitu saja karena dia bukanlah tipe yang diinginkan Sooyoung. Tampan? Dirinya bukan tampan tapi imut. Tinggi? Dia kerdil seperti kurcaci. Aktor? Dia tukang masak. Baik? Dia tidak selalu baik dengan Sooyoung. Romantis? Punya pacar saja belum pernah. Apalagi bisa romantis? Seperti itulah introspeksi yang dilakukan Ryeowook. Ia sudah memutuskan tidak mau terlalu jauh mengenali Sooyoung. Bisa-bisa ia jatuh cinta terlalu dalam dengan wanita yang jelas tidak suka padanya. Dulu ia pernah merasakan cinta bertepuk sebelah tangan dan itu membuatnya sangat kecewa. Ryeowook tidak mau jatuh di lubang yang sama. Maka rencana yang ada di dalam benaknya harus terlaksana sebelum terlambat. Hal itu memang wajib dilakukan meskipun harus mengorbankan perasaan. 

~To Be Continued~


Created By: Min Sojung

2 komentar:

  1. Bagus ceritanya....
    Alur ceritanya lumayan rapi, dan masuk akal. :D


    Nice joob...
    Terus bekarya...

    Minus nya sich bagi saya
    di bagian endingnya... Penden banget XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gomawo chingu! maaf baru balesnya sekarang T__T Waktu itu admin lagi hiatus karena harus fokus sama UN. Gomawo udah comment :)
      ~MinJung~

      Hapus

No Silent Readers! Give a comment is EASY Right?... Gomawoyo^^