You Are My Shining Star [Part 9]



Genre : Romance, A little bit comedy
Type : Continued, Novel-lengthFic, SongFic
Rating : PG-13
Cast :
· Ryeowook (SJ)
· Sooyoung (SNSD)
· Taeyeon (SNSD)
· Heechul (SJ)
· Jessica (SNSD)
· Yesung (SJ)
· Other Character

"Annyeonghaseyo, ELF! mimin dengan bangga mempersembahkan Fanfict Romance jreng... jreng... jreng... FF ini hasil kerja sendiri dan bukan hasil PLAGIAT sekali lagi BUKAN HASIL PLAGIAT (sengaja di bold, underline, italic untuk memperjelas keaslian). Comment please kalo ada pendapat, saran, kritikan, typo atau apalah. Don't be silent reader! Dan satu lagi jangan di Bashing ya! bashing itu buang-buang tenaga! Satu lagi boleh yaa..*min, kapan mulainya?* Jangan mem-PLAGIAT karya seni semua postingan blog ini yaa.. Satu lagi yah *bunuh mimin bawel* bercanda! Langsung saja cekidot! Enjoy~"


Sore hari tepatnya pukul 4 lebih tiga puluh menit, Sooyoung tengah berjalan ke kamar sambil membawa nampan berisi segelas susu stroberi kesukaan Ryeowook.

“Woppa aku membawa su...” teriaknya girang lalu tiba-tiba wajahnya berubah bingung saat melihat Ryeowook tidak ada di kamar. Lho, dia dimana? Batinnya sambil mencari-cari Ryeowook.

“Woppa sudahlah! Jangan mengajakku bermain petak umpet!” teriak Sooyoung sembari menuruni tangga.

“Masih belum keluar juga? Baiklah, akan ku minum susu kesukaanmu!” ancam Sooyoung memperhatikan sekeliling. Ancamannya benar ia lakukan. Segelas susu stroberi itu diminumnya sekali napas. Rupanya tidak ada respon apa-apa dari Ryeowook.

“Woppa, ini tidak lucu!” teriak Sooyoung berlari terbirit-birit sambil menggeledah isi rumah. Ia berteriak sekeras orang frustasi hingga akhirnya ia kehabisan tenaga. Dengan langkah terseret-seret ia duduk di depan meja makan. Kalau di garasi masih ada mobil, berarti Woppa tidak keluar pakai kendaraan. Masa jalan kaki sih? Orang malas seperti Woppa tidak mungkin jalan kaki! Gumam Sooyoung dalam hati. Tahu-tahu matanya menangkap secarik kertas yang tertempel di kulkas. Sooyoung segera berlari mengambil kertas itu lalu membacanya.

Dear Sooyoungie,
Kau pasti mencariku kemana-mana ya? Mungkin kau sudah seperti orang sekarat saat membaca kertas ini. Kkk... Bercanda! Sooyoung-ah, mianhae aku tidak sempat berpamitan. Aku hanya pergi sementara untuk menetapkan perasaanku. Jangan mencariku! Kalau kau ingin melihatku, kau hanya perlu menunggu aku kembali. Kalau bosan menanti, carilah seseorang yang membuatmu bahagia. Aku benar-benar ingin kau bersama pangeran idamanmu. Kalau kau senang aku juga ikut senang. Jaga kesehatanmu! Jangan lupa belajar memasak ya! hwaiting ~^-^~

Ryeowookie,

Jantung Sooyoung serasa berhenti berdetak setelah membaca guratan pena yang dituliskan Ryeowook. Wajahnya seketika tertekuk sementara tubuhnya lemas tak berdaya. Ia beringsut ke kamar atas sambil menyeka air mata yang tiba-tiba mengalir. 

Malam harinya, Sooyoung duduk di depan jendela sambil memeluk kedua kakinya. Syal Ryeowook ada digenggamannya sebagai penghapus air mata. Apa jangan-jangan aku suka Woppa? Tidak! Tidak mungkin! Woppa jauh sekali dari tipeku! Tapi kenapa dari tadi aku menangisi Woppa? Ah, mungkin hanya syok! Batinnya terisak.

“Sooyoungie, kau tidak boleh seperti ini terus! Suatu hari nanti kau pasti bertemu dengan sang pangeran!” seru Sooyoung semangat.

Di sisi lain, Ryeowook sedang membereskan peralatan restoran karena saat itu kedai Ryeong sudah tutup.

“Yesung Hyung, jangan lupa berangkat lebih pagi ya!” perintahnya pada seorang pegawainya.

“Ahjussi, jangan panggil saya Hyung! Ahjussi lupa kalau saya hanya pelayan di kedai ini?” tanya Yesung sambil mengenakan mantelnya.

“Lagi-lagi memanggilku Ahjussi! Aku belum setua itu tahu! Lagipula Yesung Hyung kan lebih tua dariku!” kata Ryeowook menaikkan sudut bibirnya.

“Baiklah, terserah Ahjussi saja. Saya pulang dulu, Annyeonghikaseyo!” kata Yesung sambil melambaikan tangan lalu membuka pintu keluar.

Tepat jam 6 pagi, Yesung sampai di kedai Ryeong. Ia melihat Ryeowook yang sedang asyik mendengkur di kursi panjang. Aigo, Ahjussi menginap di kedai? Batinnya sambil mendekati Ryeowook.

“Ahjussi, bangunlah! Sudah pagi!” seru Yesung seraya menguncang-guncang tubuh Ryeowook.

“Sebentar lagi Sooyoung-ah! Aku masih mengantuk.” kata Ryeowook dengan mata terpejam. Tiba-tiba mata Ryeowook melotot tanda tersadar dari buaian mimpi.

“Ahjussi mengapa tidur di sini? Istri Ahjussi memangnya tidak cemas?” tanya Yesung penasaran.

“Ah, aniyo. Aku tidak bisa berangkat pagi. Jadi, aku tidur di sini saja.” jawab Ryeowook berdusta karena sebenarnya dia tidak tahu harus tidur di mana.

“Sudahlah, ayo kita bereskan tempat ini!” ajak Ryeowook sambil bangkit lalu mengambil jas kokinya.

***

“Kringg... Kringg!” suara jam weker berisik membangunkan Sooyoung dari bunga tidurnya. Dengan langkah gontai ia menuruni tangga lalu berjalan ke dapur.

“Woppa, masak sesuatu untukku dong!” teriak Sooyoung antusias. Wajahnya kembali muram ketika ingat kalau Ryeowook tidak ada di rumah. Ia terpaksa harus menyiapkan makanan sendiri. Dengan bermodal ilmu tata boga yang lumayan payah, ia membuat pancake sesuai yang diajarkan resep di internet. Alhasil, pancake bergaya blackforest alias gosong pun jadi. Walaupun makanan itu pahit minta ampun ia tetap memaksakan pancake itu masuk dalam perutnya. Makan sendirian yang ia alami sekarang justru menambah ingatannya ketika bersama Ryeowook. Selesai makan, matanya melihat sekeliling rumah. Ia menatap sesosok pria yang sedang berdiri bersebelahan dengan boneka salju yang masih kokoh. Ia mengucek matanya lalu menampar pipinya berharap dirinya tidak bermimpi.

“WOPPA!!!” jerit Sooyoung sambil berlari menghampiri sosok pria itu. Namun, sesampainya di halaman belakang sosok pria imut itu lenyap. Ternyata hanya imajinasi Sooyoung karena terus-terusan memikirkan Ryeowook.

“Woppa, cepatlah kembali!” kata Sooyoung penuh kerinduan sambil mengalungkan syal Ryeowook yang sudah berbau ingus ke boneka salju. Tanpa merasa dingin, ia memeluk boneka itu.

“Sehari tidak bertemu memang menyiksaku! Aku akan menantimu, Woppa!” bisik Sooyoung tersenyum. Ia mendongak menatap si boneka salju. Kau kira aku ini tidak bisa masak? Lihat saja Woppa, akan ku buktikan! Batinnya sambil tersenyum licik. Sooyoung bergegas ke dapur untuk kursus memasak sendiri dengan bantuan internet. Untungnya di kulkas masih ada bahan sisa pesta tahun baru.

Kini Ryeowook tengah bermuram durja karena kedainya yang sepi. Apa yang salah dengan tempat ini? Kemana semua orang-orang? Sepertinya tadi pagi ramai sekali. Batinnya sambil mengamati keadaan restorannya yang sunyi senyap.

“Hyung, ada apa ini? Apa orang-orang sudah bosan dengan menunya?” tanya Ryeowook lesu.

“Tidak begitu Ahjussi! Masakan Ahjussi sepertinya tidak selezat dulu. Cicipilah!” jawab Yesung sambil menyodorkan semangkuk kuah sup. Ryeowook mengangguk lalu mencicipi kuah sup itu.

“Mengapa rasanya seperti air kobokan begini? Mirip sup yang dibuat Sooyoungie waktu aku sakit!” kata Ryeowook dengan wajah yang tidak enak dipandang.

“Ahjussi tidak seperti biasanya. Kalau Ahjussi tidak keberatan, mungkin saya bisa bantu meringankan beban Ahjussi.” kata Yesung menghibur. Ryeowook terlihat menimbang-nimbang. Akhirnya ia putuskan untuk menceritakan semuanya. Mulai dari perkawinannya dengan Sooyoung yang tidak saling cinta bahkan tidak saling kenal sampai tekadnya untuk menetapkan perasaan. Sebagai pendengar, Yesung hanya mengangguk-angguk dengan tampang sok tahu.

“Ahjussi sebenarnya menyukai Sooyoung-ssi atau tidak?” tanya Yesung memotong dongeng yang dibawakan Ryeowook.

“Aku tidak tahu perasaanku sendiri. Jadi, aku meninggalkan Sooyoung sementara agar aku tahu.” jelas Ryeowook.

“Kalau menurut saya, Ahjussi sepertinya jatuh cinta dengannya. Buktinya banyak sekali! Seperti, Ahjussi cemburu ketika membaca tipe ideal Sooyoung-ssi, Ahjussi menginginkan menjadi seseorang yang diidamkan Sooyoung-ssi, Ahjussi menjadi tidak fokus ketika bekerja karena memikirkan Sooyoung-ssi, dan yang paling kuat, Ahjussi ingin melihat dia bahagia walaupun Ahjussi sendiri menderita. Saya tebak Ahjussi pasti merasakan sesuatu ketika berdekatan dengannya bukan?” kata Yesung panjang lebar layaknya dukun cinta.

“Hyung, kau mahir sekali soal percintaan! Kisah cinta Hyung dengan Yuri-ssi pasti indah ya?” tanya Ryeowook sambil melongo karena terpukau dengan ceramah Yesung.

“Kkk... Begitulah! Saran saya kalau memang menyukainya, Ahjussi sebaiknya memperjuangkan Sooyoung-ssi sebelum dia direbut orang lain! Kalau terlambat pasti menyesal sekali!” kata Yesung memberikan pencerahan. Ryeowook terdiam mengangguk-angguk sambil mencerna setiap kata yang dilontarkan Yesung.

“Yesung Hyung tidak keberatan kan kalau kedai ini ku tutup sementara. Tapi tenanglah, hyung akan tetap ku beri gaji.” kata Ryeowook sambil menaikkan sudut bibirnya.

“Jinjja? Saya digaji walaupun tidak bekerja?” tanya Yesung dengan mata berbinar.

“Ne. Gomawo, Hyung sudah banyak membantuku!” seru Ryeowook tanpa menghapus senyum lebarnya.

Kembali lagi ke dapur yang sudah mirip arena perang. Sooyoung berkali-kali gagal mempraktekkan resep di internet. Ia sudah putus asa belajar sendiri. Puluhan piring hasil eksperimennya akhirnya dibuang juga karena berbagai alasan. Seperti terlalu asin, asam, pahit, gosong, tidak matang dan lain sebagainya. Sungguh malang nasib Sooyoung yang ditakdirkan tidak bisa masak. Tanpa membereskan kekacauan yang ia buat, ia beringsut ke ruang tengah lalu duduk di sofa. Sooyoung mengeluarkan diarynya untuk mencurahkan uneg-unegnya hari itu.

Sabtu, 3 Januari 2013
Aku sudah lelah memegang sendok sayur dan panci sial itu! Takdirku bukan menjadi koki seperti Woppa. Woppa sedang apa ya? Sayang sekali aku tidak punya nomor ponselnya. Mungkin aku harus keluar hari ini! Semoga bisa bertemu Woppa di jalan... ^*^

Ia menutup buku tebalnya lalu berlari ke kamar bermaksud mengganti pakaian yang lebih layak. Ia memakai jaket bulu-bulunya lalu bergegas pergi. Sooyoung tidak tahu dia akan kemana. Ia hanya mengikuti kata setir yang ada digenggamannya. Tenyata kata hati menuntunnya ke Sungai Han. Siang itu, rupanya orang-orang tengah menikmati suasana Sungai Han yang beku sambil berjalan-jalan. Tiba-tiba mata Sooyoung menangkap kursi taman favoritnya. Kursi panjang itu diduduki oleh pemuda bermasker dan berjaket tebal yang hampir menutupi wajahnya. Tanpa ragu, Sooyoung duduk di sebelah orang yang tidak lain dan tidak bukan adalah Ryeowook.

Keduanya tidak menyadari siapa orang yang ada di sebelahnya. Mereka hanya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ryeowook sedang mengeluarkan ingusnya menggunakan tisu karena flu akut yang kambuh sedangkan Sooyoung tengah menulis-nulis dengan tampang dramatisnya.

I gyeoureui geori eodiseorado (Dimanapun aku berdiri di jalan musim dingin ini)
Yejeon geudaeui hyanggi gadeukhan (Aku dipenuhi dengan kenangan aromamu)
Chueok ppuningeolyo jigeumdo (Saat ini pun kenanganmu masih ada)
Dan hanbeonman naega siganeul jweoyo (Berikan aku waktu sekali lagi)

Tahu-tahu selembar kertas terbang melayang di angkasa dan mendarat secara ‘tidak mulus’ di wajah Sooyoung. Plakk...!! Ah, mwo ya? Sooyoung menyingkirkan kertas yang menyasar tiba-tiba. Namun niat membuang kertas salah alamat itu terhenti karena ia melihat sekilas nama Sooyoung tertera pada si kertas misterius.

~To Be Continued~


Created By: Min Sojung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No Silent Readers! Give a comment is EASY Right?... Gomawoyo^^