Fanfict Romance Kyuhyun Part 4




Judul  : Oh, I Love You!
By       : min Sooyeon ( @firdaa_ningrum )
Type   : Part 4
Genre : Romance, A Little Bit Comedy, No Yadong!
Cast : Cho Kyuhyun, Son Seo Yeon


NB : Fanfict ini bukanlah hasil copy paste, pencurian ide, ataupun tindakan serupa lainnya. Sesuai namanya, fanfict yang ditulis tidaklah asli dan hanya rekayasa. Jika ingin dipublikasikan kembali, tolong cantumkan nama blog ini ya ^^


[ Seoyeon Part ]

            Sinar matahari pagi mulai masuk menembus jendela. Meski ditutupi oleh korden, sinar itu dengan mudahnya menembus dan menusuk mataku. Dengan malas, aku berusaha bangun dan menggeliat diatas kasur. JEDUK!! Terdengar suara tulangku yang menghantam sesuatu yang keras. Kutatap tangan kananku yang masih merasakan bekas terbentur, tidak kenapa-kenapa. Leherku mulai merasakan suatu hembusan hangat beberapa kali. Ketika kulihat, mataku langsung bertemu dengan sepasang mata yang masih terpejam dengan tenang. Ternyata Kyuhyun sudah tidur PERSIS disampingku!

DUK!!! GEDEBUK!!! Kutendang si bodoh itu menjauh agar menjauh dariku secepat mungkin. “Errrmmm... Sakit”gumam si bodoh masih dengan mata terpejam. Sepertinya ia tak sadar jika dirinya baru saja kutendang dari atas kasur.

            Aku turun dari tempat tidur sambil berbalutkan selimut. Hawa dingin gunung Seorak benar-benar membuatku ingin segera pulang dan tidur dalam pelukan Cotton. Tapi bagaimana mungkin aku bisa pulang? Ibuku segera menyeretku kembali pada Kyuhun jika ia tau aku berada di kamarku. Aku berjongkok mencari-cari bajuku yang masih waras. Untung saja masih ada beberapa sweater, baju hangat, rok dan 2 celana panjang didalam koper. “Sehabis mandi langsung makan...” GROOOK!!! GROOOK!!! Gumamanku terbuyar ketika suara dengkuran super keras si bodoh itu kembali menembus gendang telingaku. Sampai kapan dia mau tidur dilantai begitu, ucapku sambil menutup pintu kamar mandi.

[ Kyuhyun Part ]

            Mataku mulai terbuka sedikit demi sedikit ketika hawa dingin musim salju melewati jari-jari kakiku. Tanganku masih berusaha mencari-cari selimut hingga akhirnya tanganku membentur sesuatu yang keras. Aku langsung bangun dan terduduk dalam diam ketika mendapati tubuhku sudah teronggok dilantai tanpa selimut maupun bantal. Sejak kapan aku tidur disini, tanyaku dalam hati.

JEGLEK!

            Pintu kamar mandi pun terbuka dan seorang gadis berambut panjang terurai keluar dari dalamnya. Namun ia hanya ber... “GGGYYYYAAAAA!!! Namja mesum! Namja mesum!”teriak gadis itu dengan lantang dan membabi buta. Seketika kubenamkan wajahku diatas kasur agar tidak melihat pemandangan barusan untuk kedua kalinya.

“Ya! Siapa suruh keluar kamar mandi hanya berbalutkan handuk!”teriakku dengan suara samar karena teredam oleh kasur.

“Siapa yang mengira tukang mendengkur dan orang mesum sepertimu akan bangun secepat itu!”balas Seoyeon tak mau kalah.

“Cepat pakai bajumu! Atau aku akan melihatmu lagi!”ancamku dengan wajah masih menghadap kasur.

“Takkan kuberi makan kau jika mengintipku lagi!.” Ancaman gadis itu benar-benar membuatku berpikir 2 kali untuk menjahilinya. Bagaimanapun juga, nyawaku bergantung padanya! Bisa-bisa hyung-hyungku menangis meratapi Magnae mereka mati akibat tidak diberi makan oleh istrinya!

“Mmm... Tak apa! Aku bisa membeli makanan diluar!”ucapku tak mau kalah dengan Seoyeon.

“Sungguh? Baguslah kalau begitu. Sampai nanti pulang aku tak akan memasakkanmu makanan! Heh bangun! Aku sudah selesai.” Gadis itu kini sudah berdiri disampingku dan menepuk-nepuk punggungku cukup keras.

“Aku bisa tinggal di dorm Super Junior!”

“Oh ya? Siapa yang mau memberimu makan disana?”

Aku terdiam dan memikirkan suatu siasat untuk membuat mulut gadis ini terkunci rapat, “Wookie hyung! Masakannya itu akan memberiku nyawa!”

“Ne? Kupikir dia akan menendangmu keluar dorm karena meninggalkan istrimu seorang diri! Aku berani bertaruh tentang hal ini!”ucap Seoyeon sambil menyibak gorden yang ada dikamar hotel.

“Aku akan berkata pada Wookie hyung jika kau meninggalkanku dan tak mau memberiku makan! Dengan begitu ia akan merasa iba dan memasakkan banyak makanan untukku, hahaha!”ucapku berusaha membuat gadis itu mati kutu. Namun siasatku ini sama sekali tidak berjalan!

“Coba saja pulang ke dormmu itu! Itupun kalau kau punya uang”ucapnya dengan nada agak meledekku. Tidak punya uang? Bukannya terbalik?

Aku segera bangkit dari kasur dan menghampiri gadis tinggi yang dari tadi menatap jendela yang berembun akibat pertentangan hawa didalam dan diluar kamar. “Oke, siapa takut! Aku akan meninggalkanmu disini!.”

“Sana pergi saja! Tapi jangan lupa mandi! Kau akan terlihat seperti gelandangan jika belum mandi!.” Gadis itu mendorong jendela dan keluar menggunakan mantel dan sarung tangan saljunya. Sepertinya ia bersiap-siap untuk bermain-main dengan salju disana.

“Baik aku akan segera mandi!.” Segera kubanting pintu kamar mandi agar pandangan wajah gadis itu berhenti pada kamar mandi.

“Jika aku keluar kamar mandi hanya menggunakan handuk, kau akan menggunakan apa? Telanjang bulat?”
Kusembulkan kepalaku dibalik pintu, “Sini! Kemarikan handukku!.”

“Tidak mau! Ambil lah sendiri! Tangan dan kakimu masih utuh kok!”protesnya dengan mata terpejam dan tangan direntangkan selebar mungkin. Berapa jumlah lemak gadis bertubuh lidi itu? Berani-beraninya ia keluar menantang hawa ekstrim gunung Seorak.

Tanpa pikir panjang lagi aku keluar dari kamar mandi tanpa satupun pakaian. Aku sudah malas untuk menggunakan kembali semua pakaianku yang tadi kupakai. “Bodoh! Pakai bajumu saat keluar kamar mandi!!!!”jerit Seoyeon sambil menutupi kedua matanya.

Aku yang menyadari jeritan Seoyeon segera berlari kembali kekamar mandi bersama handukku yang berhasil kuambil. “Tadi kau menyuruhku untuk mengambil handuk, kenapa sekarang kau yang protes?”ucapku dibalik pintu kamar mandi.

“Karna kau keluar tanpa pakaian sedikit pun, bodoh!”protes Seoyeon dengan suara benar-benar keras.

“Ya! Kecilkan suaramu! Jika aku kaget, aku bakal menjadi hantu kamar mandi ini!”

“Kau tak suka hah, tuan Cho?”sindir Seoyeon yang aku yakin dirinya saat ini ada dibalik pintu.

Aku yang baru mengguyur kepalaku dengan segayung air langsung berhenti mandi dan melanjutkan perdebatan tanpa ujungku dengan Seoyeon. “Apa-apaan kau ini, nona Son! Kau berasa masih muda ya!”

“Kenyataannya memang begitu bukan?”ucapnya sambil mengetukkan jarinya dipintu kamar mandi.

“STOP! Hentikan ocehanmu itu! Aku belum jadi-jadi mandi gara-gara kau!.” Gadis itu pergi menjauh dari kamar mandi dengan tawa penuh kemenangan. Rupanya gadis itu sama-sama keras kepalanya denganku. Lantas bagaimana caranya aku menjinakkannya?

[ Author Part ]

            Kyuhyun keluar dari kamar mandi dengan balutan handuk kaos hitam dan celana panjang. Ia segera mencari-cari sweaternya yang sempat dipinjam oleh Seoyeon semalam. Setelah menemukan dan memakainya, ia segera menyadari kamar ini hanya terisi oleh dirinya seorang. Kemana gadis keras kepala itu?, gumam Kyuhyun dalam hati.

“Heh bodoh kau diman...” PLOK! Sebuah buntalan padat nan dingin sukses mendarat diwajah Kyuhyun yang baru saja mandi.

“Ya! Ini tak adil!.” Kyuhyun segera menggunakan mantel salju, boot dan sarung tangannya. Ia berniat membalas dendam pada Seoyeon.

            Ia berjongkok dan membuat bola salju yang cukup besar sebagai wujud balas dendamnya pada Seoyeon. Dengan menepuk-nepuk bola saljunya, matanya menjelajahi arena ‘perang’ salju antara dirinya melawan Seoyeon. “Hei bocah! Sini kalau berani!”seru Kyuhyun sambil berteriak. Namun ia hanya mendapati suaranya yang dijawab oleh salju yang berjatuhan. “Hei! Masa kau sudah me..” PLOK! PLOK! PLOK! PLOK! Serangan 4 bola salju beruntun langsung mengenainya. 3 dari belakang dan 1 dari depan. Bahkan beberapa salju sempat masuk dan tertelan olehnya.

“Gyahahaha... Si gamers bodoh rupanya hanya punya kemampuan perang seperti itu ya”ledek seseorang yang tak lain adalah Seoyeon yang kini ada didepannya.

“Diam kau, nona Son!”seru Kyuhyun memberontak setelah ia berhasil menyingkirkan tumpukan salju dingin dari wajahnya. “Perang belum usai!.” Kyuhyun melemparkan bola salju yang sempat ia buat tadi.

Bola salju itu sukses mendarat di wajah gadis itu, bahkan sekarang ia menutupi wajahnya dengan kedua tangan. “Yes! Aku menang!”teriak Kyuhyun penuh kemenangan. Namun Seoyeon tetap menutupi wajahnya dan tak bergeming sedikitpun.

“Hei, Seoyeon. Tak usah menangis. Ini hanya permainan anak kecil biasa kok”

“......”

“Nona Son, kau tak apa-apa?”tanya Kyuhyun sambil mendekati Seoyeon yang masih mendekap wajahnya menggunakan kedua tangan. “Saljunya masuk hidungku bodoh..”ucap gadis itu masih dengan tangan yang menutupi wajah.

            Kyuhyun segera merampas kedua tangan Seoyeon yang dari tadi menutup wajahnya. Ia bisa melihat wajah gadis itu merah padam bukan karena malu, melainkan karena lemparan saljunya terlalu keras mengenai wajahnya. Kyuhyun meraih pundak Seoyeon sebelum detik berikutnya ia mengangkat tubuh ringan Seoyeon kembali kedalam kamar hotel.

“Heh mesum! Turunkan aku sekarang juga!”protes Seoyeon sambil memukul pundak lebar Kyuhyun. Namun pemuda itu sama sekali tidak menanggapi protes dari Seoyeon dan meneruskan langkahnya memasuki kamar hotel.

Kyuhyun meletakkan Seoyeon keatas kasur dan berkata, “Cukup main-mainnya. Aku tak mau kau kenapa-kenapa gara-gara ulahku.” Ia segera berjalan menuju telepon yang ada di kamar hotel. Mau apa si bodoh itu ya?, tanya Seoyeon dalam hati. “Tunggu sebentar! Jangan berpindah dari kasur itu!”seru Kyuhyun dengan telepon yang ia jepit menggunakan pundak kanan dan telinga kanannya sambil menuding Seoyeon yang terdiam diatas kasur.

“Kau ini mau apa? Aku tak apa-apa kok. Hidungku hanya terasa panas, tidak lebih”ucap Seoyeon sambil mencoba duduk. Dengan sigap Kyuhyun langsung meninggalkan telepon tergantung begitu saja dan membenarkan posisi Seoyeon ke posisi semula.

“Ya! Aku mau duduk!”jerit Seoyeon pada Kyuhyun yang jarak wajahnya hanya seper-sekian-senti dari wajah Kyuhyun.

Seoyeon sempat tercengang menatap wajah suaminya yang lebih sering ia panggil bodoh ketimbang nama aslinya. Baru kali ini ia menatap wajah Kyuhyun sedekat ini. Ralat, untuk kedua kalinya karena tadi pagi ia juga melihat Kyuhyun versi tertidur. “Kalau dilihat baik-baik, kau cantik juga ya”ucap Kyuhyun sambil menatap tajam kedalam mata Seoyeon. Seketika gadis itu mati kutu dan tidak bisa bernafas hingga akhirnya sebuah bel berbunyi riang menandakan ada orang didepan pintu kamar.

Kyuhyun langsung mengalihkan pandangannya kearah pintu. “Pasti sarapannya sudah datang”ucapnya sambil berjalan kearah interkom untuk membukakan pintu dari dalam.

“Hah? Sarapan?”ucap Seoyeon dengan wajah polos sambil melongo.

“Iya. Memangnya kau tidak lapar?.” Kyuhyun datang bersama seorang pelayan hotel yang sedang mendorong sebuah troli khusus hotel yang membawa sarapan pagi mereka.

Seoyeon menatap perutnya sesaat. Benar juga, cacingku sudah mulai liar, batin Seoyeon dalam hati. Ia segera bangkit melihat beberapa tutup saji yang entah ada apa dibaliknya. “Iya juga sih. Memangnya kau punya uang?”

“Tenang saja, aku bawa dompet...” Kyuhyun menepuk-nepuk saku celananya. Lalu matanya membulat seperti orang kaget. Lho, mana dompetku?, tanyanya dalam hati.

“Kenapa panik begitu? Ada masalah?”

Kyuhyun menelan ludah dan menatap Seoyeon lurus-lurus. “Dompetku tertinggal di Nohwon”ucapnya dengan muka polos, berharap gadis itu tidak menyemburnya dengan umpatan sebal.

Mata Seoyeon mau tak mau ikut membelalak ketika mendengar ucapan suami gamersnya itu, “Hah? Bagaimana bisa?.”

“Sebelum berangkat ke Seoul, aku malah mengantoingi ini”ucap Kyuhyun sambil menggoyang-goyangkan PSP hitam metaliknya.

“Dasar gamers. Lantas kita mau bayar ini pakai apa?”ucap Seoyeon yang sudah duduk dan mengambil beberapa Kalbichim yang tersedia dibalik tutup saji.

“Nona Son, sarapan pagi itu sudah fasilitas dari hotel berbintang.” Kyuhyun duduk diseberangnya dan ikut mengambil beberapa potong Kalbichim.

“Jika sarapan fasilitas dari hotel, makan siang dan makan malam bagaimana?”ucap Seoyeon sambil mengambil beberapa potong daging bumbu pedas yang entah apa namanya dibalik tudung saji lainnya.

“Itu yang baru kupikirkan”ucap Kyuhyun juga ikut-ikutan mengambil potongan daging pedas itu.

Seoyeon terlihat berpikir sesaat sebelum ia mengusulkan hal ini pada Kyuhyun, “Bagaimana jika kau jual PSP-mu kepada orang yang menginap di hotel ini juga?.”

Kyuhyun yang asyik makan langsung membelalak dan berbicara dengan nada tinggi. “Hah? Mana mau aku! Perjuanganku tamat game 5 kali itu benar-benar besar!.”

“Kalau tidak kita mau bagaimana?.” Seoyeon sudah menyumpit 2 buah Sushi sekaligus.

“Mmm.. Telepon taksi!”ucap Kyuhyun sambil menunjuk telepon yang masih tergantung dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya sibuk menyumpit Kimchi yang ada dihadapan Seoyeon.

“Bodoh! Mana ada taksi lewat gunung Seorak! Seorak – Seoul saja 7 jam! Mau bayar berapa juta won kau jika naik taksi dari sini sampai Seoul? Dompet saja tidak bawa”sindir Seoyeon sambil ikut-ikutan menyumpit cukup banyak kimchi keatas piringnya.

“Yasudah naik bis saja. Malah gampang kan?”ucap Kyuhyun sambil menyumpit mi yang ada di mangkuk yang cukup besar.

Seoyeon manggut-manggut dan menggeser mangkuk itu beberapa senti menjauh dari Kyuhyun. “Memangnya kau tahu jalurnya?”tanyanya sambil mengusir sumpit Kyuhyun yang juga mengincar mangsanya yang ada didalam mangkuk

“Kan bisa tanya. Hei, bagi-bagi! Kau sudah makan itu 2 sekaligus!”ucap Kyuhyun sambil menunjuk potongan daging yang ada diantara sumpit yang dipegang oleh Seoyeon.

Seoyeon melepas sumpitnya dan mendorong mangkuk yang berisi Ramyeon itu kehadapan Kyuhyun, “Kau sudah makan banyak tadi!”ucapnya sambil manyun menatap salju yang mulai turun lagi.
“Jangan cemberut dong. Aku hanya bercanda kok”ucap Kyuhyun sambil menempelkan daging itu dibibir Seoyeon. Mau tak mau gadis itu harus segera menelannya sebelum jatuh keatas sweater putihnya
.
Dengan susah payah, Seoyeon berusaha mengunyah daging yang disuapkan oleh Kyuhyun tadi, “Aku bisa mati jika kau memaksaku menelan daging sebesar itu”protesnya sambil merapikan rambut panjangnya.

“Haha, ya maafkan aku. Kau yakin tidak mau ini?.” Kyuhyun menyodorkan sebuah piring yang berisi 1, 2, 3, 4, 5. Ya, 5 kue Mochi itu.

            Dengan senyuman nakal, Seoyeon langsung menyumpit sebuah Mochi dan melayangkan itu kedalam mulutnya. Tak ada semenit, ia sudah menyumpit 1 Mochi lagi. Sementara Kyuhyun menonton pertunjukan itu dengan tenang. Tanpa tunggu lama lagi, Kyuhyun segera menyumpit 2 buah Mochi dan mengunyahnya sekaligus sambil meledek Seoyeon.

“Ini punyaku!”ucap Kyuhun sambil menatap Mochi dan Seoyeon bergantian dengan sengit.

Seoyeon yang merasa ditantang sama sekali tidak mau mengalah dengan Kyuhyun, “Ladies first! Ini punyaku!”ucapnya sambil menggeret Mochi itu kearahnya menggunakan sumpit.

“Tidak bisa! Ini Mochiku!”ucap Kyuhyun sambil merampas balik Mochi itu dari Seoyeon

“Bagaimana jika masing-masing dapat ½ ? Adil bukan?”ucap Seoyeon berusaha menengahi.

“Aku ¾ nya, kau ¼ nya”ucap Kyuhyun sambil membawa lari Mochi itu.

“Hei! Kembalikan!”

            Mereka berdua malah kejar-kejaran mengelilingi kamar hanya untuk SEBUAH KUE MOCHI!. “Hap! Ini jatahmu!”ucap Kyuhyun sambil mendekap dan memasukkan separuh Mochi kedalam mulut Seoyeon. Karena keduanya kehilangan keseimbangan, akhirnya mereka jatuh dengan posisi kepala Seoyeon diatas lengan kanan Kyuhyun.

“Sudah puas?”

“Puas bagaimana? Sausnya kena hidungku, bodoh!”ucap Seoyeon sambil mencolek saus Mochi yang menempel di ujung hidungnya. Lalu, ia oleskan saus itu ke dagu Kyuhyun.

“Ya! Berhenti memanggilku bodoh!”protes Kyuhyun sambil mengemut jari Seoyeon.

Seoyeon yang menyadari hal itu segera menarik kembali jarinya yang dikemut oleh Kyuhyun, “Yaiks! Menjijikkan!.”

“Kenapa? Aku kan suamimu”protes Kyuhyun sambil menatap rambut hitam Seoyeon yang ada diatas lengan kanannya.

“Terus karena kau suamiku kau bebas mengemut jariku, iya?”

“Ya, termasuk itu dan... lebih lagi”

Seoyeon segera terbangun dan menatap Kyuhyun yang masih tiduran diatas lantai, “Lebih lagi bagaimana maksudmu?”

Kyuhyun ikut duduk menghadap Seoyeon, “Memangnya kau tak pernah bermimpi untuk mempunyai anak yang lucu?”ucapnya sambil mengangkat bahu dan merapikan sweaternya.

“Pernah. Tapi itu mimpiku saat 6 tahun.” Seoyeon masih asyik menyisir rambutnya menggunakan jemari panjang dan rampingnya.

“Saat 6 tahun? Berarti sekarang tidak?”ucap Kyuhyun sambil melongo menatap Seoyeon yang sudah berpindah mendekati koper.

Seoyeon mengeluarkan topi rajut dan syalnya dari koper. Ia sudah berjalan kesana kemari untuk mengecek ada barang yang tertinggal atau tidak. “Aku belum memikirkannya untuk hal itu”ucap Seoyeon masih fokus dengan penghuni-penghuni kopernya.

“Lantas buat apa kau menikah jika kau tidak memikirkan untuk mempunyai anak?”

“Entahlah. Ayo kita angkat kaki dari sini! Jika kita terlalu siang, bisnya akan meninggalkan kita terkurung di gunung Seorak!”

            Kyuhyun segera bangkit dan ikut merapikan barang-barangnya. Ia menatap Seoyeon yang sudah berdiri didekat interkom sambil menggunakan jam tangannya. “Ayo check out dulu dan pergi dari sini!.”

~ To Be Continue ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No Silent Readers! Give a comment is EASY Right?... Gomawoyo^^