You Are My Shining Star [Part 5]



Genre  : Romance, A little bit comedy
Type   : Continued, Novel-lengthFic, SongFic
Rating : PG-13
Cast :
· Ryeowook (SJ)
· Sooyoung (SNSD)
· Taeyeon (SNSD)
· Heechul (SJ)
· Jessica (SNSD)
· Yesung (SJ)
· Other Character

"Annyeonghaseyo, ELF! mimin dengan bangga mempersembahkan Fanfict Romance jreng... jreng... jreng... FF ini hasil kerja sendiri dan bukan hasil PLAGIAT sekali lagi BUKAN HASIL PLAGIAT (sengaja di bold, underline, italic untuk memperjelas keaslian). Comment please kalo ada pendapat, saran, kritikan, typo atau apalah. Don't be silent reader! Dan satu lagi jangan di Bashing ya! bashing itu buang-buang tenaga! Satu lagi boleh yaa..*min, kapan mulainya?* Jangan mem-PLAGIAT karya seni semua postingan blog ini yaa.. Satu lagi yah *bunuh mimin bawel* bercanda! Langsung saja cekidot! Enjoy~"


“Ya sudah!” kata Sooyoung lalu memasukkan uangnya kembali dalam tas. Dalam hatinya terbesit senyum licik. Hahaha... Makan gratis!

Malam itu Sooyoung dan Ryeowook melakukan perbincangan kecil tapi sukses membuat Sooyoung tertawa lepas. Ternyata Kim Ryeowook itu humoris! Sooyoung memang sudah lama sekali tidak dibuat tertawa oleh seorang pria. Terakhir saja waktu berpacaran saat ia berumur tujuh belas tahun. Semua mantan pacarnya memutuskan hubungan dengan inti yang sama yaitu karena tidak cocok. Tapi sebenarnya mereka memutuskan Sooyoung karena tidak tahan lagi mentraktir Sooyoung yang permintaannya macam-macam dan mahal-mahal ditambah membiayai porsi makan Sooyoung yang super duper jumbo.

Saat heboh-hebohnya tertawa, mood Sooyoung tiba-tiba berubah. Ia terdiam selama beberapa detik. Otaknya seakan memutar kaset rekaman lama yang sudah terkubur dalam. Ryeowook menatap heran Sooyoung yang tengah menerawang langit. Gadis ini kenapa? Tadi sepertinya tertawa ceria tapi sekarang... Muram? Batin Ryeowook.

“Sooyoung-ah, kau ini kenapa?” tanya Ryeowook tanpa menghilangkan tatapan herannya.

“Gwenchana, hanya rindu kepada Appaku.” jawab Sooyoung sambil menyeka air matanya yang tidak terasa mengalir 

“Memangnya Appamu dimana?” tanya Ryeowook penasaran.

“Dia sudah meninggal.” jawab Sooyoung berusaha tegar seraya menahan air matanya. Ayah Sooyoung memang sudah meninggal waktu Sooyoung berumur sepuluh tahun karena tertembak saat bertugas. Ayah Sooyoung yang bernama Jung Soo adalah seorang tentara. Sedangkan Taeyeon adalah ibu rumah tangga yang setiap tahunnya mendapat santunan berupa uang dari pihak Angkatan Darat Korsel karena Jung Soo telah meninggal sebagai pembela negara. Itu sebabnya Taeyeon tidak perlu bekerja untuk mendapatkan uang guna merawat Sooyoung seorang diri. 

“Mianhae... Sudahlah, biarkan dia istirahat dengan tenang! Kau itu jelek sekali kalau sedang galau! Kau tidak ingin kan kalau Appamu di surga sana melihatmu dengan wajah sejelek kodok seperti ini?” hibur Ryeowook sambil menepuk bahu Sooyoung pelan.

“Aku sudah tidak galau lagi kok... Sebetulnya kau yang lebih mirip kodok!! Kkk... Ryeowook-ssi, hiburlah aku!” kata Sooyoung terkikik lalu tersenyum lebar.

“Kenapa harus menghiburmu? Kau kan sudah tidak galau. Lagi pula aku ini bukan badut bayaran!” seru Ryeowook sambil menaikkan kedua alisnya.

“Ayolah, mungkin nyanyikanlah sebuah lagu!” rengek Sooyoung seperti anak SD. Ryeowook menatap wajah Sooyoung yang berbinar-binar sejenak lalu menghela napas panjang.

“Sekali saja ya! Ehem.. Ehem..” Ryeowook mengambil suara.

~ Neul barago ijjyo hangsang geogieseo wooseumjitgireul (Aku selalu berharap kau akan tersenyum di tempat itu) ... Ddeut moreul ohaewa iyoo eobneun miwoome himi deureodo (Bahkan ketika kau sedang menderita karena kesalahpahaman dan kebencian yang tak berarti)... Deo meon goseul bwayo ije shijakijyo woolgo shipeul ddaen naege gidaeyo (Lihat tempat yang lain. Ini adalah awal. Bila kau ingin menangis, bersandarlah padaku)... Boojokhajiman geudael jikilgeyo (Meskipun aku kekurangan, aku akan melindungimu)... Shining Star like a little diamond, makes me love... Naegen kkoomgyeolgateun dalkomhan misoro nal barabomyeo soksagyeojweo (Tataplah aku dengan senyuman manis yang seperti mimpi bagiku)... Zzzzzz ~

Tiba-tiba suara dengkuran Sooyoung mengacaukan lagu merdu yang tengah dinyanyikan Ryeowook. Dukk...!!! Kepala Sooyoung sekarang terjatuh dipundak Ryeowook. Gadis itu rupanya tertidur sambil mengeces karena saking lelahnya.

“Aish, sudah capek-capek dihibur, sekarang malah tidur!” gerutu Ryeowook lalu memapah Sooyoung di punggungnya. Pria yang 10 kilogram lebih berat dari pada Sooyoung itu terlihat kehabisan tenaga karena mengangkat gadis mirip tiang yang dari tadi mengigau kedai Kkotpida. Boro-boro menggendong Sooyoung secara romantis seperti drama-drama korea, memapahnya di punggung saja sudah membuatnya kewalahan. Karena Ryeowook tidak sanggup lagi, ia menidurkan Sooyoung yang masih mengenakan baju pengantin di sofa terdekat. Gila saja ia memapah Sooyoung ke kamar yang berada di lantai dua. Bisa-bisa punggungnya harus diamputasi. Alasan lainnya ia tidak mau tidur sekamar dengan Sooyoung yang terkenal sebagai ratu molor. Jadi malam ini Ryeowook lah yang menguasai kasur.

Ryeowook melepas mantel tebalnya untuk menyelimuti Sooyoung. Dia menutup pintu teras belakang dan mematikan lampu tengah.

“Sooyoung-ah, kau itu menyusahkan sekali!” seru Ryeowook seraya berjalan menaiki tangga.

***

Keesokan harinya, seperti biasa Ryeowook bangun paling awal sedangkan Sooyoung... Kalian sudah tahu. Pria yang pekerjaannya sebagai koki sekaligus pemilik kedai kecil Ryeong itu melangkah menuju dapur bermaksud menyiapkan sarapan. Ia mengecek isi kulkas dan ternyata ada ayam di dalam. Ah, masak kari saja! Batinnya lalu menyiapkan bahan secepat kilat.

Sooyoung setengah terbangun karena spontan. Ia mencium aroma pelembut pakaian yang semerbak dalam mantel yang menyelimutinya. 

“Hmmm... Mantel siapa ini?” kata Sooyoung masih setengah sadar lalu beberapa detik kemudian ia terlelap kembali. Hidungnya kini mengendus-endus tanda merespon aroma sesuatu yang lezat. Sooyoung berjalan mengikuti aroma tersebut. 

“Kari ayam di kedai Kkotpida memang begini baunya!” kata Sooyoung mengejutkan Ryeowook. Ryeowook menyipitkan mata melihat gadis di sampingnya yang berdiri sempoyongan. Gadis itu mendekat dengan mata terpejam seperti lubang celengan. Sooyoung mencondongkan wajahnya agar bisa mengendus bau kari yang dimasak dalam panci. Idiot ini tertidur atau kesurupan? Ryeowook melihat wajahnya dengan seksama. Bekas iler yang mengering terpampang jelas di kedua pipi Sooyoung. Ryeowook kaget ketika Sooyoung tiba-tiba mendengkur pelan. Refleks ia mengayunkan sendok sayur yang dari tadi digenggamnya. Ayunan sendok sayur mendarat sukses di dahi Sooyoung.

“Augghhtt... Aigo, kenapa Eomma memukulku?” kata Sooyoung sambil mengusap-usap jidatnya. Eomma!?!! Pria tampan sepertiku kok dipanggil Eomma? Sooyoung menatap orang yang ada di depannya lalu mengucek kedua matanya.

“Lhoh kok ada Wookie? Eomma sepertinya tadi disini! Lalu dia kemana?” kata Sooyoung sambil menunjuk-nunjuk Ryeowook lalu melihat sekeliling mencari ibunya. Dugaanku benar! Dia memang kurang waras! Batin Ryeowook sambil menatap Sooyoung ngeri.

“Sooyoung-ah sadarlah! Kau sudah gila?” teriak Ryeowook sambil menepuk-nepuk pipi Sooyoung. Saat pipinya ditampar-tampar, mata Sooyoung tiba-tiba terbelalak tanda tersadar penuh. 

“Aish, Ryeowook-ssi hentikan! Neo jugeul geos!?!! Kau ini kenapa memukuliku? Kau sudah gila, huh?” semprot Sooyoung panjang lebar lalu melangkah pergi menuju kamar mandi.

“Yaa... Yang gila dia atau aku? Sempat-sempatnya tidur sambil berjalan! Dasar orang aneh!” gerutu Ryeowook menggeleng-gelengkan kepala lalu melanjutkan sesi tumis-menumisnya. Akhirnya selesai juga! Hmmm... Ryeowook menghirup aroma masakannya lalu menaruh dua porsi kari ayam yang masih panas di atas meja makan. Ia meninggalkan dua piring itu untuk menyiapkan minuman hangat. Tanpa disadari Ryeowook, Sooyoung tahu-tahu sudah duduk di depan meja makan. Ah, aku ini memang beruntung karena hidupku dikelilingi orang-orang yang pandai memasak! Tiba-tiba aku kok kangen masakan Eomma ya? Batin Sooyoung sambil mengingat-ingat memori saat bersama ibunya. Lalu seperti biasa ia memakan kari itu dengan sadis. Kari yang merupakan jatah Ryeowook pun dilahapnya tanpa ragu. 

“Woppa, Kau ini pintar masak juga!” ucap Sooyoung yang membuat Ryeowook kontan menengok ke belakang.

“Hah? Woppa?” tanya Ryeowook kebingungan dengan tangannya yang masih mengutak-atik cangkir.

“Mulai sekarang aku memanggilmu Woppa saja! Singkatannya Wookie Oppa. Ryeowook-ssi sepertinya terlalu panjang!” jawab Sooyoung sambil berusaha mengambil sesuatu yang menyangkut di giginya menggunakan tusuk gigi. Ryeowook memandang Sooyoung dengan tatapan ‘terserah kau saja’ lalu ia menengok-nengok isi meja makan.

“Kau makan jatah sarapanku? Kau itu cacingan atau bagaimana? Lihatlah bahan di kulkas sudah tidak ada lagi! Kau mau aku mati kelaparan?” kata Ryeowook setengah berteriak. Ia mengatur napasnya agar tidak terbawa emosi. Sabar... Ryeowook.. Sabar... Cuma gadis penggila makanan yang bisanya hanya menyusahkan orang ... Sabarlah! Lagipula aku masih bisa minum kopi. Batin Ryeowook menenangkan hati. Ini adalah kali pertama Sooyoung melihat Ryeowook hampir marah. Benar-benar pemandangan langka ketika menatap wajah imut yang bisa murka.

“Hehehehe... Mian, lain kali kau buatkan porsi yang lebih besar untukku!” kata Sooyoung tertawa lebar. Sooyoung teringat sesuatu sambil mendecakkan lidahnya. Ia berjalan menuju teras belakang. Dasar Woppa! Kenapa tasku tidak dibawa masuk?

“Woppa kenapa tasku dibiarkan menggigil di luar? Kalau dicuri orang bagaimana?” gerutu Sooyoung sambil menenteng tasnya lalu beringsut menuju kamar super menyeramkan yang ada di lantai dua.

Ryeowook tidak menggubris omelan Sooyoung. Ia hanya terfokus untuk menyeruput dua cangkir kopi yang dibuatnya tadi. Hari itu salju sedang ganas-ganasnya turun. Untungnya dua cangkir kopi itu bisa membuatnya hangat, rileks dan melupakan persoalan sarapannya. Setelah selesai menghabiskan minuman penyegar jiwa itu, Ryeowook berjalan menuju ke lantai atas bermaksud mandi di kamar mandi dekat kamar. Alasannya, di kamar mandi itu ada bath tub yang bisa membuat jam mandinya lebih lama karena keasyikan. Setelah sampai di lantai dua, Ryeowook membuka pintu kamar.

“AAA.... Woppa kau mau mengintipku!?!! Dasar MESUM!!” teriak Sooyoung menggelegar sambil menutupi tubuhnya dengan handuk. Ryeowook segera menutup matanya erat-erat.

“KELUAR!!!!!” perintah Sooyoung dengan nada tinggi lalu melempari Ryeowook dengan deodoran.

“Aku tidak tahu kalau kau sedang ganti!!” teriak Ryeowook lalu menutup pintu kamar. Terpaksa Ryeowook menggunakan kamar mandi bawah yang menggunakan shower. Untung kamar mandi di rumah itu ada dua.

Selesai mandi, Ryeowook berencana pergi ke supermarket untuk membeli beberapa keperluan dapur dan sesuatu yang mengandung laut seperti ikan, gurita, cumi dan kawan-kawannya. Ia ingin sekali berpesta seafood untuk menyambut momen pergantian tahun esok hari. Ryeowook mengenakan sweater berwarna hijau tua lalu mengalungkan syal rajut bermotif garis-garis kesayangannya. Kemudian ia berjalan menuju pintu depan sambil menulis shopping list ke dalam catatan kecil.

Dari arah lain, Sooyoung tengah mengutak-atik layar ipadnya sambil berjalan ke pintu depan juga. Brukk...!! Sooyoung dan Ryeowook sukses bertabrakan.

“Aigo... Woppa main tabrak saja!” kata Sooyoung kaget lalu menangkap tatapan Ryeowook yang menatapnya aneh.

“Yaa.. Sooyoung-ah... Lhoh, kau mau kemana berpakaian rapi seperti itu?” tanya Ryeowook sambil memperhatikan Sooyoung dari bawah sampai atas. Dasar Plagiat! Batin Ryeowook. Gadis itu seperti meniru gaya berpakaiannya. Sooyoung mengenakan sweater hijau muda dan jeans gelap sama seperti Ryeowook. Perbedaannya ada pada gelap terangnya warna sweater dan syal yang hanya digunakan oleh Ryeowook. 

“Woppa juga! Mengaku saja pasti mau keluyuran kan?” ledek Sooyoung sambil menunjuk wajah Ryeowook yang lebih pendek beberapa sentimeter darinya karena ia sedang memakai boots berhak tinggi.

“Ah, sudahlah aku mau pergi duluan! Mobil di garasi kan cuma satu.” kata Ryeowook menyerobot keluar. 

“Eits... Kau itu seenaknya saja! Aku juga mau pergi! Apa Woppa tidak pernah mendengar pepatah Ladies First?” kata Sooyoung sambil menghalangi Ryeowook. Ryeowook sekali lagi harus menghela napas panjang karena kalah debat dengan gadis egois dihadapannya. Dengan berat hati ia mengatakan sesuatu yang seharusnya pantang ia ucapkan.

“Ya sudah bareng saja!” ucap Ryeowook malas. Sooyoung hanya mengangguk setuju.

~To Be Continued~


Created By: Min Sojung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No Silent Readers! Give a comment is EASY Right?... Gomawoyo^^