You Are My Shining Star [Part 2]



Title   : You Are My Shining Star
Genre : Romance, A little bit comedy
Type : Continued, Novel-lengthFic, SongFic
Rating : PG-13
Cast :
· Ryeowook (SJ)
· Sooyoung (SNSD)
· Taeyeon (SNSD)
· Heechul (SJ)
· Jessica (SNSD)
· Yesung (SJ)
· Other Character

"Annyeonghaseyo, ELF! mimin dengan bangga mempersembahkan Fanfict Romance jreng... jreng... jreng... FF ini hasil kerja sendiri dan bukan hasil PLAGIAT sekali lagi BUKAN HASIL PLAGIAT (sengaja di bold, underline, italic untuk memperjelas keaslian). Comment please kalo ada pendapat, saran, kritikan, typo atau apalah. Don't be silent reader! Dan satu lagi jangan di Bashing ya! bashing itu buang-buang tenaga! Satu lagi boleh yaa..*min, kapan mulainya?* Jangan mem-PLAGIAT karya seni semua postingan blog ini yaa.. Satu lagi yah *bunuh mimin bawel* bercanda! Langsung saja cekidot! Enjoy~"


Padahal 5 menit yang lalu Sooyoung sudah makan sup porsi jumbo. Sekarang rupanya ia belum menyerah. Gadis ini memang sangat tangguh.

Setelah berjalan-jalan mencari restoran, akhirnya ia menemukan sebuah kedai makanan khas korea. Kedai ini juga satu-satunya kedai di Seoul yang belum pernah disinggahi oleh Sooyoung karena letaknya yang kurang strategis. Papan tanda kedai ini agak pelit, kira-kira ukurannya 120 x 40 cm.

Ketika Sooyoung memasukinya, ia terkaget-kaget karena banyak juga yang mengunjungi kedai ini. Biasanya kalau kedainya ramai berarti makanannya enak. Wah wah wah... Sooyoung memillih tempat duduk yang nyaman lalu memanggil seorang pelayan.

“Menu andalan disini apa ya?” tanya Sooyoung kepada seorang pelayan sambil membolak-balik halaman menu.

“Ada Nasi Goreng Kimchi, Bulgogi, Bibimbab yang cita rasanya dijamin 100 % berbeda dengan restoran lain.” jawab pelayan yang intonasinya lebih mirip sales.

“Baiklah, saya pesan semua yang tadi kau bilang.” kata Sooyoung singkat. Selagi menunggu makanannya datang, ia mengeluarkan buku diary berwarna abu-abu setebal buku kamus. Sooyoung mulai sibuk menuliskan sesuatu dalam diary itu.

Minggu, 28 Desember 2012
Hari ini makan di kedai Ryeong. Aku akan mencicipi Nasi Goreng Kimchi, Bulgogi dan Bibimbab yang katanya berbeda. Benar-benar penasaran karena baru pertama kali aku kesini.. ^o^


Setelah menuliskan kalimat tersebut, Sooyoung menutup buku diary tebal yang dapat membabak-belurkan maling dalam sekali lempar. Akhirnya setelah menunggu sekitar dua puluh menit, makanan itu datang dan membuat perut Sooyoung menggeliat. Sooyoung lapar lagi? Lupakan! Dia memang bukan manusia normal.

Belum sempat si pelayan menaruh makanan Sooyoung yang hampir dua nampan, ia sudah menyerobotnya dan sekali lagi makan dengan buru-buru.

“Aigo... Ternyata enak juga.. Nyam.., Pantas saja banyak yang makan disini.. Glegg..” ucap Sooyoung dengan nada kumur-kumur persis seperti berbicara saat gosok gigi. Kira-kira makanan itu selesai disantap Sooyoung selama 15 menit. Entah apakah Sooyoung masih bisa berdiri dengan keadaan kekenyangan dua kali lipat.

Makanannya sekarang sudah turun sehingga Sooyoung bisa berdiri setelah berjam-jam menatap ipadnya untuk memanfaatkan internet gratis. Berhubung sudah jam sepuluh malam, waktunya restoran itu tutup dan Sooyoung tidak ingin kena semprot dari mulut ibunya, ia ingin segera pulang. Saat ia menuju ke kasir hendak membayar semua makanannya yang tentu bukan harga yang murah, ia berusaha mencari dompetnya yang sedang bermain petak umpet.

Sooyoung menepuk dahinya seperti teringat sesuatu. Ah, aku kan meninggalkannya di rumah! Sooyoung meringis kepada si pemuda penjaga kasir yang sepertinya pemilik kedai Ryeong. Wajah pemuda itu bukan tampan, tapi imut dan sedikit tembam pada pipi bagian atas. Tembamnya mirip seperti Sooyoung. Pemuda yang bernama Ryeowook itu menatap heran Sooyoung yang dari tadi senyam-senyum.

“Ada apa noona? Noona mau membayar? Nomor mejanya berapa?” tanya Ryeowook ramah.

“Ah, jadi begini.. Mianhae, dompet saya tertinggal di rumah. Tapi saya berjanji akan membayarnya besok. Ini, ambilah sebagai jaminannya.” jawab Sooyoung lalu melepaskan anting-anting peraknya.

“Tidak perlu noona! Tidak apa-apa. Besok anda kembali saja kesini!” kata Ryeowook mencegah Sooyoung melepaskan antingnya.

“Benar tidak apa-apa? Neomu Gamsahabnida, maaf sudah merepotkan anda.” kata Sooyoung sambil membungkukkan badannya.

“Tidak masalah, terima kasih sudah berkunjung!” seru Ryeowook tersenyum.

Sooyoung benar-benar malu. Dari tadi ia mengetuk-etuk kepalanya menyalahkan diri sendiri. Saat ia keluar dari restoran itu, tiba-tiba salju turun yang menyebabkan hawa menjadi dingin. Untungnya Sooyoung membawa mantel tebal berkat menonton ramalan cuaca di televisi. Menurut ramalan cuaca, hari Minggu ini musim dingin akan datang. Sooyoung mengeluarkan mantel dari tas lalu memakainya. 

Ia berjalan kaki menuju rumahnya yang cukup jauh. Karena tidak tahan lagi memakai sepatu berhak tinggi, Sooyoung melepasnya dan berjalan dengan kaki telanjang. Kakinya lecet karena sepatu haknya yang terlalu tinggi ditambah perjalanan jauh yang harus ditempuhnya. Namun, Sooyoung tidak menghiraukannya. Ia sedang menikmati gemerlap Seoul pada malam hari. Ia juga tidak peduli dengan orang-orang yang mengamatinya dengan tatapan heran. Mungkin orang-orang belum pernah merasakan berjalan dengan kaki lecet di atas salju. Kakinya sekarang sudah lebih baik berkat salju sebagai kompres pada lukanya.

Akhirnya, Sooyoung sampai juga di rumah. Ia membuka pintu depan dan mengendap-endap masuk. Ia melihat ibunya yang sudah tidur di sofa ruang keluarga. Tetapi televisi di depannya belum sempat dimatikan. Sooyoung mengambil remote dan mematikan televisi itu. Ia merasa iba dengan ibunya yang kelelahan menunggu seorang Sooyoung yang pulang selarut ini. Tak terasa guliran air mata jatuh dari mata Sooyoung. Ia mengambil selimut dari kamarnya dan menyelimuti ibunya. Ia tidak bisa menggotong ibunya ke kamar karena itu tidak mungkin dilakukan dengan keadaannya yang terlampau lelah. 

“Eomma, maafkan aku karena selalu meyusahkanmu. Saranghae, Eomma. Mimpi yang indah!” bisik Sooyoung di telinga Taeyeon lalu mengecup heningnya. Sooyoung bangkit dan berjalan menuju kamarnya. Ia belum bisa tidur karena memikirkan Taeyeon. Bagaimana caranya ia bisa mengembalikan senyum ibunya yang sempat pudar setelah kepergian ayahnya? Pertanyaan itu menghantui pikiran Sooyoung hingga ia lelah dan memejamkan mata.

Pagi harinya untuk pertama kali Sooyoung bisa bangun pagi untuk setahun terakhir. Rekor hari ini adalah jam 7 pagi sedangkan rekor molor terlama adalah jam 3 sore. Sooyoung membuka jendela kamarnya dan menghirup dalam-dalam udara dingin. Pagi itu salju kian menebal. Ia tidak merasa kedinginan malah sangat bersemangat. Setelah itu ia menutup kembali jendela sehingga udara dingin tidak akan membuatnya mati membeku.

~To Be Continued~


Created By: Min Sojung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No Silent Readers! Give a comment is EASY Right?... Gomawoyo^^